NAMA
: BERLIAN NOVRIENDI
JURUSAN
: SASTRA INDONESIA
MAKUL
: BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TAARE ZAMEN PAR
Film
Taare Zameen Par ,saya menceritakan
kembali film yang telah saya tonton tentang seorang anak kelas 3 setingkat SD
yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Seperti
anak-anak seusianya, Ishaan sangat suka bermain. Namun tidak seperti anak-anak
seusianya yang lain, Ishaan tergolong anak yang susah belajar, dianggap bodoh
dan nakal. Tidak heran karena ia tidak pernah mengerakan Pekerjaan Rumah (PR),
nilai ulangannya selalu di bawah rata-rata, ia juga kesulitan untuk membaca dan
menangkap perintah dan kata-kata orang lain, setiap kata-kata dan
tulisan yang dilihatnya seolah-olah tulisannya itu seperti menari-nari.
Sebenarnya Ibunya, Maya Awasthi sering membantunya belajar. Dengan
kesabaraannya ia membantu Ishaan mengulang pelajarannya, namun pada akhirnya
Ibunya lelah karena lagi-lagi Ishaan salah dalam menulis. Ia selalu saja salah
dalam menulis kata-kata. Misalnya seharunya ditulis table ia menulisnya dengan
tabl kemudian ia menulisnya dengan tabel. Dan masih banyak kata-kata lain yang
susah dimengerti. Selain itu ia juga kesulitan untuk mencerna perintah dari
guru. Misalnya instruksi untuk membuka halaman 38, bab 4 paragraf 3, dia
kesulitan untuk melakukannya. Namun dari kekurangan yang dimiliki, dia juga
mempunyai kelebihan. Dia sangat pandai dan suka melukis.
Ishaan
sangat berbeda dengan kakaknya, Yohan Awasthi. Yohan sangat cerdas di semua
mata pelajaran termasuk olahraga yaitu tenis. Selama sekolah Ishaan juga
menjadi bahan ejekan temen-temenya. Bahkan gurunya pun juga sering memarahinya
karena dia mempunyai kekurangan tersebut. Mengetahui kondisi tersebut
Ayahnya, Nandkishore Awasthi mendaftarkannya untuk
mengikuti program asrama.
Di
asrama pun tidak ada perubahan yang berarti. Justru keadaan Ishaan yang semakin
terpuruk. Selain ia tidak mau sekolah di asrama, guru-guru di asrama tersebut
lebih galak dibandingkan sekolah sebelumnya. Ishaan masih sering menerima
hukuman keluar kelas, nilainya masih di bawah rata-rata. Bahkan ia juga
mengalami hukuman dipukul menggunakan penggaris oleh guru mata pelajaan Seni
yang bernama Holkar. Ishaan sebenarnya telah berusaha, tetapi semakin ia
berusaha semakin bingung. Ia merasa tulisan yang ia baca bergerak-gerak
sehingga ia tidak bisa membaca. Tekanan dari guru dan ejekan dari
teman-temannya semakin menekannya. Bahkan membuatnya tidak mau menggambar lagi.
Kemudian
datang seorang guru kesenian pengganti sementara yang bernama Ram Shankar
Nikumbh (Aamir Khan). Guru baru ini mempunyai cara mendidik yang baru, tidak
seperti guru lain yang mengikuti norma yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram
membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku dan imajinasi mereka. Setiap anak
di kelasnya merespon dengan antusias yang besar kecuali Ishaan. Ram kemudian
berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Ram menyadari bahwa
Ishaan menderita penyakit penderitaan anak diseleksia, sebuah kesulitan dalam membaca,
menulis dan menghitung. Ram menyadari kondisi Ishaan karena dulunya ia pun
mengalami gejala disleksia. Padahal, sebenarnya seseorang yang mengalami
disleksia memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi. Jika tak diasah dengan
kesabaran dan keterampilan dalam mendidik, maka sang anak akan terus terjerat
dalam ketidaktahuan dalam membaca dan menulis. Dia memberikan contoh
profil tokoh yang mengalami disleksia seperti Albert Einsten, Leonardo da
Vinci, Pablo Picasso, Muhammad Ali, Walt Disney, Thomas Alfa Edison dan masih
banyak lagi lainnya. Ia mecontohkan tokoh-tokoh dunia yang mengalami disleksia
sehingga melejitkan semangat Ishaan dalam belajar. Dengan waktu, kesabaran dan
perawatan Ram berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu
Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan
yang hilang. Ia mampu mengajak anak didiknya itu memahami dan
menyeberangi lautan ilmu dengan proses yang menyenangkan.
Ram
pulalah yang menyadarkan orang tua Ishaan bahwa anaknya mengalami disleksia.
Setelah menemui orang tua Ishaan, Ram kemudian memohon kepada Kepala Sekolah
(asrama) agar Ishaan diberikan kemudahan dan tidak dikeluarkan. Dimana ia
nantinya yang akan membantu Ishaan agar dapat membaca dan juga menulis.
Kemudian untuk meningkatkan kepercayaan diri Ishaan dan memperlihatkan
kelebihan Ishaan dalam melukis, Ram mengadakan lomba melukis bagi guru dan
murid di asrama tersebut.
Ishaan keluar sebagai pemenang.
Hasil lukisannya dan juga lukisan Nikumbh dipakai sebagai sampul buku tahunan
sekolah tersebut. Selain itu di akhir sekolah, nilai-nilai Ishaan pun tidak
lagi di bawah rata-rata. Ia sudah mampu bersaing dengan teman-temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar