Jumat, 06 Januari 2017

Menakar Kesetiaan Hayati dan Zainuddin dalam Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka



Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Oleh Setjangkir Berlian
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merupakan sebuah karya tulis yang sangat terkenal, karya tulis tersebut di ciptakan oleh Hamka. Kisah yang disuguhkan didalamnya sangat membuat menarik hati masyarakat untuk membacanya
Kisah yang membuat masyarakat tertarik terhadap novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka tersebut adalah  kisah cinta antara seorang pemuda yang bernama Zainuddin dengan seorang gadis bernama Hayati. Kisah cinta Zainuddin dan Hayati tidak mendapat restu dari keluarga Hayati yang dikarenakan persoalan adat istiadat  yang telah turun temurun dilaksanakan atau dijalankan oleh masyarakat minangkabau. Minangkabau menjadi latar dalam cerita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka.
Ketika kita melihat dari sisi pengarangnya. Hamka.  Pada film atau novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Hamka menceritakan atau menggambarkan pemberontakan atau ketidaksuaian yang menurut Hamka budaya keturunan ibu (Matrilinial) yang dianut oleh masyarakat minangkabau,  Hamka menganggap budaya tersebut tidak tepat karna bertentangan atau tidak sesuai dengan ajaran agama islam. Oleh karna itu, Hamka yang juga merupakan keturunan minangkabau tampak jelas sang pengarang ingin mengkritik adat budayanya sendiri.
Persoalan budaya Minangkabau dalam karya Hamka tersebut, saya tidak membahasnya lagi dikarenakan saya kurang mengetahui banyak hal juga perihal budaya Minangkabau tersebut. untuk itu, pada tulisan ini saya lebih membahas tentang  kisah cinta Zanuddin dan Hayati. Zainuddin merupakan pemuda keturunan Bugis, sedangkan Hayati merupakan gadis keturunan Minangkabau.
Kisah bermula ketika Zainuddin sudah sampai dikampung halaman ayahnya Batipuh Padang Panjang. Zainuddin ingin melihat seperti apa kampung halaman ayahnya, zainuddin ditemani oleh salah satu masyarakat atau orangtua kampung tersebut. ketika itu zainuddin melihat dan berpaling kebelakang melihat bendi yang akan lewat, namun diatas bendi tersebut ada seorang wanita yang berparas cantik. Orangtua yang menamani Zainuddin berjalan tersebut memperkenalkan gadis yang berada di bendi itu bernama Hayati. Disitulah bermula pandangan pertama Zainuddin terhadap Hayati. Kisah tersebut berlanjut sampai zainuddin mengirimkan surat kepada Hayati dan mengutarakan perasaan Zainuddin melalui surat yang ia tulis.
Sudah lama Zainuddin menempati kampung tersebut, orang-orang atau masyarakat dikampung tersebut mulai resah dengan keberadaan Zainuddin yang dikarenakan oleh suku yang dianut oleh Zainuddin. Zainuddin diusir oleh kepala Adat di kampung tersebut. ketika Zainuddin hendak meninggalkan kampung tersebut. Hayati menghampiri Zainuddin yang hendak pergi itu. Disitulah Hayati tampak berat ditinggal oleh Zainuddin. Hayati khawatir akan kepergian Zainuddin pemuda yang baru ia cintai  tersebut. pada saat itu, sebelum kepergian Zainuddin, Hayati meluapkan seluruh isi hatinya bersumpah dan berjanji terhadap Zainuddin untuk menjaga cintanya agar tetap utuh dan akan tetap bersih, suci kepada Zainuddin.
Kisah cinta Zainuddin dan Hayati tak berjalan lama, Hayati dilamar oleh seorang pemuda minangkabau yang kaya raya bernama Azis. Ketika itu Hayati dalam kondisi yang sangat amat berat untuk menjawab pertanyaan dari kepala adat tersebut. kepala adat tersebut setuju dengan pemuda yang bernama Azis dari pada  Zainuddin pemuda yang tak dianggap sebagai orang yang tidak bersuku dan tidak jelas pula asal usulnya. Ketua adat tersebut bersikeras untuk memilih Azis. Didalam niniak-mamak dalam cerita tersebut terdapat pemaksaan dari kepala suku terhadap Hayati untuk mengikuti persetujuan dari ketua adat tersebut. oleh karna itu Hayati mengikuti perintah dari ketua Adat tersebut dan Azis pun resmi menjadi Suaminya Hayati. Sedangkan Zainuddin pemuda yang ia cintai setulus hati tersebut jadi jatuh sakit sehingga jiwa Zainuddin mulai terganggu karena terdengar kabar Hayati telah dilamar dan semakin terpukulnya lagi ketika Zainuddin melihat dijari Hayati telah berinai. Kondisi Zainuddin saat itu sangat buruk sekali. Namun tak berapa lama kemudia Zainuddin kembali pulih dan kembali bersemangat ketika dinasehati oleh Muluk sahabatnya. Zainuddin merantau ke Batavia dan menjadi seorang penulis yang hebat dan sukses. Ketika kesuksesannya menjadi seorang penulis, dilain sisi Hayati seorang gadis yang dulu ia cintai kini melanda keterpurukan dalam menjalin keluarga bersama Azis dan ingin kembali bersama Zainuddin untuk mengulang kembali kisah cinta lama yang dulu penuh harapan besar. Hati Zainuddin tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak berharap dan kembali lagi bersama Hayati yang berkhianat dan mengingkari sumpah dan janji yang pernah ia katakan kepada Zainuddin.
Dari kisah diatas yang sedikit saya ceritakan kembali. Jika kita kaji diantara dua tokoh tersebut, Zainuddin dan Hayati. Siapakah yang tidak baik diantara kisah percintaan dua tokoh tersebut? apakah Zainuddin atau Hayati?
Jika kita pikir-pikir kembali. Hayati memang telah berkhianat terhadap Zainuddin atas sumpah dan janjinya yang pernah ia ucapkan sebelum Zainuddin akan meninggalkan kampung Batipuh tersebut. Disisi lain yang kita lihat Hayati memang tidak akan mungkin berkhianat. Hayati terus memperjuangkan dan mempertahankan cintanya. Namun dalam kondisi yang mendesak, Zainuddin tidak disetujui dan tidak diterima oleh kepala suku tersebut. Hayati dipaksa oleh kepala suku adat Minangkabau di Batipuh  untuk mengikuti kesimpulan atau hasil musyawarah yang sudah dibulatkan oleh kepala suku adat tersebut. Hasil keputusan kepala suku tersebut yaitu memilih Azis untuk dijadikan pasangan hidup Hayati. Hayati tidak dapat berbuat apa-apa. Ia terpaksa mengikuti hasil keputusan ketua adat Minangkabau tersebut. Pada kondisi atau keadaan keluarga yang dijalin Hayati bersama Azis yang terpuruk lagipula Hayati telah menjadi seorang janda. Hayati pergi mencari dan menemui Zainuddin untuk kembali bersamanya dan beniat ingin menjalin kisah lama yang pernah mereka jalin. Namun Zainuddin menolak permintaan Hayati untuk bersamanya. Niat baik Hayati untuk kembali ditolak keras oleh Zainuddin. Zainuddin tak sedikitpun menerima kenyataan yang dialami oleh Hayati saat itu yaitu menikah bersama Azis. Padahal diawal kisah Hayati telah berniat untuk bersama Zainuddin dan bersumpah janji untuk tetap bersama. Sedangkan Zainuddin juga mengikuti dan menyetujui niat untuk selalu bersama dan Zainuddin meminta sebuah Azimat kepada Hayati, Hayati memberikan selendangnya dan Zainuddin berkata akan mewasiatkan dan meletakkan Azimat tersebut didalam kain kafannya nanti.
Pembahasan diatas sangat tampak niat untuk tetap bersama sampai yang akan datang. Nait merupakan keinginan dalam hati, bersungguh-sungguh atau kesungguhan hati. Apapun masalah yang menghalang baik masalah besar atau masalah kecil niat tetap dipertamakan dan dipertahankan. Didalam cerita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Tokoh Zainuddin dan Hayati telah melupakan keinginan atau niat untuk dijalin bersama. Niat sumpah dan janji tetap dipegang utuh oleh Hayati meskipun banyak masalah dan rintangan yang dihadapinya, namun Zainuddin tidak., ia Melupakan dan menghapus itu semua. Seharusnya Zainuddin mengingat itu. Apalah daya, karna zainuddin emosi terhadap Hayati, Zainuddin tak sedikitpun membuka hati untuk menerima Hayati kembali.

Jadi menurut saya, tokoh yang tidak baik yaitu Zainuddin.

Kamis, 08 Desember 2016

Mantra Acakadul Karya Setjangkir Berlian



Mantra Acakadul  Menarik Hatimu
Pak klipung pak tat tu ra wa…
Ru ta wa ji pa la ka…
Hu ra we ta sa….
Puaaaaaahhhhh !!!!!
Hooooooooooooii…..
Dara dara dara dara haaaaa
Rada rada rada rada hoooiii
Dara dara dara dara haaaa
Rada rada rada rada hoooiii
Hooooooooooooiiii…
Aku lah pemuja engkau, Dara !!!
Lungkak langkuk hatiku berpuruk kehati kau Daarrrr !!!!
Kau ku kejar
Kau kan ku sangkar
Hoooooooooooiiii…
Puahhhhh !!!!!!



Mantra Acakadul Lumpuhkan Hatimu
Ku
Tatap
Ku
Ratap
Ku
Tangkap
Ku
Bakar
Ku
Hisap
Ku
Asap
Wusssssssssss….
Puahhhhh !!!!
Lumpuhlah kau di hatiku
Haha… haha… haha

Kamis, 22 September 2016

Cowok Idaman Titi Karya B.N An Yemay



Cowok Idaman Titi
Karya B.N An Yemay
Pagi sangat cerah, dengan langit tampak biru bersih dan mentari pagi dengan hangat menyinari bumi dan isinya. Hari yang cerah berharap menimbulkan perasaan hati yang cerah juga. Tepat pukul 07.10 pagi. Aku bersiap-siap untuk pergi sekolah, beberapa saat lagi Dani pasti akan melewati jalan depan rumahku berjalan kaki menuju sekolah. Yaa…Aku yakin Dani pasti lewat depan rumahku. Sambil menunggu Dani lewat, aku menyapu teras rumahku yang sedikit berpasir. Ketikaku menyapu teras terdengar suara langkah orang berjalan. “Hahhh…sepertinya ada orang yang berjalan dibalik pagar tembok itu, sepertinya Dani, iya Dani aku yakin.” Bicara sendiri seperti berbisik.
Hahhh iya…Dani, dugaanku benar ia pasti lewat depan rumahku. Aku langsung meletakkan sapu yang ku pegang tadi dan bergegas kesekolah sambil mengikuti Dani dari belakang. “Bu… Titi berangkat…” sorakku dengan keras. “ “iya nak hati-hati, belajar jangan main-main, jangan pacar-pacaran!! ”. Saut mama sambil bersorak. “iya buuu..” sautku kembali.
Waduh cepat sekali anak itu berjalan, aku akan ikuti dia dari belakang sampai tiba disekolah. Dani merupakan siswa baru disekolahku, dan Dani pun merupakan tetangga baruku juga yang baru pindah dari Bandung. Dani anak IPA sedangkan Aku anak IPS, kami sama-sama duduk dibangku kelas 3.
Selama aku mengikuti Dani dari belakang, “Baaa!!!!...hayoo..kamu ngikutin siapa hayooo…” Ayu datang mengejutiku dari belakang. “Astaga Ayuu..jantungku hampir copot, gilak.!” Kaget sambil mengusap dada. “Kamu ngekorin anak baru itu ya ? Hayoo jujur.” Tanya Ayu dengan wajah konyolnya. “Apa-apaan sih, pergi sana ! gangguin misi orang aja.” Jawab Titi kesal. “Hayoo. Jujur aja, ada apa kamu ngekorin anak yang paling ganteng disekolah kita ha? “Tanya Ayu sekali lagi. “Ahhh…sudahlah..aku bĂȘte !!!. “Titi berjalan lebih cepat meninggali Ayu.
Ayu sepertinya tau kalau aku ngefans dan suka sama Dani. Ia mungkin sudah membaca gerak-gerikku saatku mengikuti Dani dari belakang. Dani sudah lebih dulu sampai disekolah dan aku masih setengah perjalanan menuju kesekolah.
“Teng…..teng…teng..teng….” hahhh…bunyi apaan tuh? Sepertinya itu bunyi lonceng sekolahku. Ku berhenti berjalan sejenak memastikan bunyi itu. “Astaga benerr..itu bunyi lonceng” Lonceng berbunyi tanda jam pelajaran  akan dimulai, gawat aku bisa telat. Aku bergegas berlari secepat kilat seperti dikejar-kejar anjing. Lonceng sekolahku bunyinya sangat kuat dan nyaring, bunyinya terdengar sejauh 3 Kilometer dari sekolah.
“Ti…tiii….tungguin akuu…” Ayu yang aku tinggali tadi juga berlari menuju sekolah, larinya pun sama sepertiku secepat kilat. Aku tetap berlari tanpa menunggu Ayu. “Pak..buka pagarnya jangan ditutuuup..” Titi berteriak sambil berlari sebelum sampai didepan pagar. “Pakk..buka pagarnya pak hahh…huhh....” dengan ngosngosan. “maaf nak,  kamu sudah terlambat 2 menit, silahkan pulang.” Satpam penjaga pintu pagar mengunci pagar.
“Tii…tii…yahh…pagarnya tutup, buka pagarnya dong bapak sayaang..”Ayu mucul saat pagar sudah terkunci, rayu si Ayu dengan genit agar pagar sekolah dibuka oleh satpam. “isss.. gak banget deh, jijik aku dengarnya ! “ saut Titi sambil melipat kedua tangannya diperut. “Kalian berdua sudah sudah telat, silahkan pulang !.” dan lagi satpam sekolah menyuruh kami pulang.
“ini gara-gara kamu ! gara-gara kamu aku telat, gara-gara kamu aku gak bisa lihat Dani hari ini..Oooppsss….” Titi keceplosan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. “Cieee..ahaaiiii…dugaanku benar, kamu suka Dani kaaan?” Tanya Ayu sambil menaik turunkan alis mata kanannya. “sudahlah!!! Aku capek, pergi sana ! aku mau pulang.” Titi pergi meninggalkan Ayu.
∞∞∞
            Keesokan harinya,aku bersiap-siap pergi kesekolah .Seperti biasa aku menunggu Dani lewat didepan rumahku dan mengikuti Dani diam-diam dari belakang. Tak lupa ibuku mengingatkan ku untuk tidak main-main saat belajar dan juga berpacar-pacaran. Lagi-lagi Ayu menghampiriku dari belakang. Kali ini aku gagal lagi membuntuti Dani dari belakang, tapi….yasudahlah, akupun juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan Dani disekolah.
Aku dan Ayu sampai disekolah, hari ini kami sampai disekolah tepat waktu. Bel sudah berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Selama pelajaran berlangsung, pikiran ku tak fokus dengan penjelasan yang disampaikan guru, pikiranku selalu membayangi wajah tampan Dani, dengan spontan aku minnta izin keluar sebentar dengan alasan ketoilet. “Permisi buk, saya mau ketoilet.”. Alasanku ketoilet, padahal aku ingin melewati kelas Dani untuk melihat wajah tampannya saja. Cukup melihat wajahnya saja. Tak sampai satu menit ku mengintip Dani sedang belajar, Dani duduk tepat didepan meja guru. Aku kembali ke kelas dan kembali mengikuti pelajaran.
Baru saja ku duduk, Ayu berbisik padaku. “Sssssttt…..Hehh Tii ! kamu beneran ketoilet? Ketoilet atau ngintip Dani belajar?” Tanya Ayu sambil berbisik lembut disampingku. “Apaan sihh??Sibuk banget jadi orang !” jawabku sambil berbisik lembut juga.
Selama pelajaran berlangsung, terbayang olehku akan pesan Ibu yang setiap harinya tak lupa mengingatiku sebelum pergi sekolah. “Belajar yang serius ya nak…jangan berpacar-pacaran”. Yaa…itulah ucapan yang sering ku dengan sebelum berangkat sekolah. Aku ingin sekali berpacaran, tapi Ibuku tidak mengizinkanku untuk berpacaran. Tapi..Yasudahlah, Aku harus memegang amanah dari Ibuku.
 Dani pria idamanku saat ini, aku tak tau apa yang akan ku lakukan demi perasaan  ini, apa ku harus mengirimkan surat misterius kepada Dani? Hmmm..Surat? Ha iyaa..surat..sepertinya dengan surat akan meringankan perasaan ini. Baiklah, akan ku buat surat misterius kepada Dani. Biarlah Dani tak mengetahui siapa pengirim surat itu. Seluruh teman-teman dikelas sangat fokus mengikuti pelajaran, termasuk Ayu, sedangkan aku, sibuk soal perasaanku saat ini. Aku  merobek sehelai kertas dibuku ku dan kutulis ungkapan-ungkapan perasaan ini. Setelah ku menulis, Aku kembali melamun, melamun mencari cara bagaimana surat ini akan sampai ditangan Dani.
Ayu menepuk bahu kanan ku “Hehh..Tiii…Titii..kenapa?melamun aja..mikirin siapa? Pasti Dani..” Tanya Ayu sambil berbisik. “Gak..gak apa-apa” jawabku sedikit bimbang. “Eh Yuu..aku boleh minta tolong gak sama kamu? Ini penting, masalah perasaan.” Sambil duduk bergeser menghadap Ayu. “Perasaan? Hmmmmm..” jawab Ayu dengan curiga. “Iyaiyadeh…aku akui kalau aku tu suka sama Dani, tapi hanya suka-suka aja sama dia, Aku gak mau pacaran, Ibuku melarang ku pacaran.” Jawabku dengan serius. “Okedehh…Minta Tolong apa? Tapi jangan yang aneh-aneh yaa?” jawab Ayu sedikit sangsi. “Jadi Giiii…” percakapan kami terhenti karna lonceng berbunyi.
 Tenngg…Teeng..Tengg..Lonceng tanda istirahat. Seluruh teman-temanku yang dikelas bergerumulan keluar menuju kantin, sedangkan aku dan Ayu masih tetap didalam kelas. Kami melanjuti percakapan yang terputus tadi karna suara lonceng yang nyaring.
“Lanjuti Tii..kamu mau ngomong apa tadi?” Tanya Ayu. “Jadi gini Yu, ooiya kamu jangan kasih tau keteman-teman ya?, Janji??” sambil mengacungkan jari kelingking. “huhh iyadehh..janjii.” Jawab Ayu sembari mengacungkan jari kelingkingnya ke jari Titi.
“Aku ingin memberi surat ini ke Dani, kamu mau nolong aku kan? Aku minta tolong sama kamu, kamu selipkan kertas ini kedalam tasnya Dani. Plissssss mau yaa?..mau ya??…..” sambil merangkul kedua tangan Ayu. “Apaan tuh? surat cinta ?? Hahh….giiilak kamu Tii..kok aku yang kamu suruh? Yang suka sama Dani kan  kamu, Kenapa aku yang kamu suruh??” jawab Ayu bercampur emosi. “Plisss Ayuuu..Plisss bantuin aku…” bermohon penuh harap kepada Ayu. “iyaiyadeh..kapan?” jawab Ayu dengan wajah bete. “Yeeeee….makasih Ayu..sekarang bagusnya Yu, selagi jam istirahat.” Saut Titi dengan gembira.
Aku dan Ayu beranjak dari kelas menuju ke kelas Dani, kami mengintip-intip dari luar jendela kelas  Dani. Melihat Dani ada didalam kelas atau tidak. Syukurlah Dani tidak berada didalam kelas, kelas Dani kosong tak ada orang didalamnya. Kondisi sangat aman. Langsung saja Ayu masuk kedalam kelas sedangkan aku berdiri dipintu kelas Dani dan memberi kode kepada Ayu ketika ada siswa yang ingin masuk. “Ssssttt…Tiii..dimana?dimana bangku Dani?” Ayu memanggil ku pelan-pelan. “ disitu Yu..iya disitu, dia duduk tepat didepan guru” sambil menunjuk kearah bangku Dani.
Dengan cepat, langsung saja Ayu menyelipkan kertas yang kutulis tadi ke dalam tas Dani. Aku dan Ayu langsung beranjak keluar dan kembali ke kelas. Berharap tak ada siswa lain yang mengetahui hal ini.
“Huhhh Ayuuu….Trimakasih Yuuu…Trimakasih sudah nolongi aku, sesak rasanya Yu kalau perasaan ini dipendam-pendam” sambil merangkul Ayu. “iyaiya Tii, aku paham kok,  lain kali aku gak mau disuruh-suruh seperti ini” jawab  Ayu sedikit kesal.
Perasaan ini sudah mulai lega rasanya. Biarlah hanya sebatas surat misterius. Namun berharap Dani akan membaca surat yang kutulis tadi. Beginilah nasib anak yang sudah dilarang orangtuanya berpacaran. Seluruh perasaan terhadap seseorang hanya bisa dipendam saja, hanya bisa menjadi pemuja rahasia saja. Biarlah.., biarlah itu. Yang penting aku bisa memegang amanah dari orangtua ku. Aku harus bisa menjaga diri demi kebaikanku. Aku tak mau berpacaran. Ibu sudah mengingatkanku berkali-kali. Masalah jodoh??? Aku masih anak SMA, fokus untuk belajar. Insyaallah kalau jodoh tidak akan kemana-kemana.


Mata-mata

Sebagaimana yang dikatakan orang-orang, mengidam-idamkan seseorang itu membuat hati dan pikiran orang akan menjadi kepo akan si Dia. Mencari segala hal tentang Dia, mencari kebolehan si Dia, mencari-cari seluk beluk lainnya akan si Dia. Dia? Siapa itu dia? Dia adalah Dani. Cowok idamanku.
Saat ku sedang menonton dirumah, terdengar suara perempuan yang memanggil diluar, sepertinya Ayu. Ayu memanggilku sambil menekan tombol bel yang ada di pintu rumah. Aku keluar menghampiri Ayu.  “Ada apa Yu? Tanya ku sambil mengikat rambut ku yang panjang. “Ahhh..kamu lama banget sih keluarnya, kamu mau ikut aku gak? “
Ayu mengajakku keluar, tapi entah kemana ia akan mengajakku. Aku sedang asyik menonton drama korea yang ku sukai. Aku bingung mau milih yang mana, ikut bersama Ayu atau melanjuti menonton Tv. Namun, ku pikir-pikir sepertinya ajakan Ayu ini ini penting, tak seperti biasanya Ayu seperti ini mengajak ku keluar. Didalam pikiranku, Ayu anak rumahan. tapi entahlah. Yasudahlah, Aku turuti ajakan Ayu.
“Hmmm..Ok lah Yu, tunggu sebentar ya.” Aku masuk kedalam rumah dan mengganti baju. Dalam pikiran ku bertanya-tanya kemana ku kan diajak Ayu. “Cepat Tiiiii…jangan lama-lama” Ayu menyoraki ku dari luar. Iyaiyaaaa…tunggu,” saut ku bersorak juga.
Aku keluar dan menghampiri Ayu yang menunggu ku diluar. Dengan cepat Ayu langsung mengajakku pergi sambil menarik tangan kananku dengan kencang. Aku memberontak jalan kami terhenti,  “Eh Yu..apa-apaan sih narik-narik tanganku? Emangnnya kita mau kemana sih? Gak biasanya kamu kayak gini!” kumelepas genggaman tangan Ayu dari tanganku. “Ini penting Tiii…Kamu harus ikuti aku dulu, kita pergi ke taman Pujasera dekat simpang empat itu dan kamu harus melihat  sesuatu disana. !” Tegas Ayu.
Kami melanjuti perjalanan menuju taman pujasera. Ayu kembali menarik tangan kananku dan bersembunyi dibalik pot bunga besar. Ayu mengintip-intip dibalik pot itu, sedangkan aku masih seperti orang kebingungan. Ayu bergeser kembali menghadapku dan berbisik, “Tii..kamu harus tau ini, cowok idaman kamu itu ada didepan sana, kamu harus melihatnya” Ayu kembali mengintip sambil menunjuk kearah yang dilihatnya. Aku pun ikut mengintip juga  “Tuhh…Lihat, itu Dani kan? Lihat dia dengan siapa, dia duduk berdua dengan seorang cewek, sepertinya itu pacarnya.”  Ayu menunjuk sambil sambil berbisik.
Pandangan ku tak lepas. Aku terus memperhatikan cowok yang disebut Ayu itu Dani. Namun sepertinya itu memang Dani. Ia berdua-duaan dengan seorang cewek, entah itu temannya, entah pacarnya. Ayu menepuk bahu kananku, “Heiii..heii….haduhhh kamu kok diam sih? Masih gak percaya itu Dani?”  Tanya Ayu seperti orang panik. “Iyayaa..aku percaya, emang kenapa sih? Kok kamu sibuk banget jadi orang?”
Pertanyaaku tak dijawab Ayu, namun Ayu malah mengajakku berpindah tempat. Berpindah untuk melihat  lebih jelas melihat Dani. Aku dan Ayu menuju tempat duduk yang kosong  , pososi kami dengan Dani cukup dekat kira-kira 7 meter. Tak lama kemudian datang seorang pelayan yang memiliki bangku yang kami duduki. “Mau pesan apa?”. Tanya pelayan. “Eh maaf kak, kami numpang duduk sebentar disini, sebentar saja. Boleh?” dengan suara sedikit pelan. “maaf dek, gak boleh. Kalau duduk disini berarti harus membeli”. Jawab pelayan sedikit tegas. “Yaudah kami pesan jus manga aja 2” saut Titi dengan cepat. “Kamu emangnya bawa uang Ti?” Tanya Ayu. “sudahlah, kamu tenang saja. Aku yang bayar” jawab Titi.
Pelayan pergi meninggali kami untuk membuat jus yang kami pesan tadi. Aku dan Ayu menuggu jus yang kami pesan tadi sambil mendegar percakapan Dani dengan sicewek yang belum kami ketahui itu. Gaya mereka berbicara biasa-biasa saja, tidak  ada yang mencurigakan tetapi posisi Dani dengan cewek itu sangat dekat seperti orang pacaran. Percakapan mereka kurang terdengar, karna posisi kami dengan dani  tidak cukup dekat. Pesanan jus kami datang. “Ini dek Jusnya” sambil menaruh jus dimeja.
Baru saja kami mensruput jus yang kami pesan tadi tak lama kemudian Dani dan cewek itu pergi. “Hahh Yuu..dia pergii..” sambil menepuk bahu Ayu. Ayu tak memperhatikan Dani, ia malah  asyik mensruput jus manga dengan rakusnya. “Mana-mana? Yaudah kita habisin aja jusnya dulu” ujar Ayu sambil meminum jus dengan asik.
            Dengan cepat aku langsung memanggil pelayan tadi dan membayar jus yang dipesan tadi. Ayu masih asik dengan jus nya. Jus yang diminum Ayu habis, sedangkan aku masih dibilang utuh.
Aku dan Ayu melanjuti memata-matai Dani dan seorang cewek tersebut, kami mengikutinya dari belakang diam-diam. Mereka berdua berjalan kearah tempat permainan anak-anak ditaman tersebut. selama kami mengintai mereka, belum ada yang mencurigakan dari Dani. Aku ingin tau siapa cewek yang lagi berjalan bersama Dani itu. Tapi aku tak tau bagaimana  cara untuk mengetahuinya. Aku langsung menarik tangan kiri Ayu dan bersembunyi dibalik tong sampah besar.
 “apaan  sih Tii? Gak da tempat lain untuk bersembunyi? Busuk tauuuukk!!!” Tanya Ayu sambil menutup hidung. “Gini Yu..aku pengen tau siapa cewek itu, kamu mau nolongi aku lagi kan??” Tanya ku sambil menutup hidung juga. “Haduhhh…aku mau-mau aja nolongi kamu, tapi kalau yang aneh-aneh aku gak mau!” jawab Ayu dengan tegas. “Ini gak aneh..Plissss Yu…mau ya..mau yaa?? Kamu tau kan perasaanku sama Dani gimana? Kamu gak kasihan lihat aku?” dengan tatapan serius. “Iyaaaaiyadehhh minta tolong apa?…” jawab Ayu kesal. “Ini gampang kok Yu, kamu potoin mereka dari depan ya, nih pakai Hp aku, pandai-pandai kamu lah Yu, yang penting gak ketahuan sama Dani atau cewek tu, kalau misalnya kamu dah dapatin gambarnya, kita langsung balik pulang.” Dengan tatapan serius.  ” Aaaaaapaa???” Ayu kaget dengan ajakanku. “Plisssss Yuuu…Plissss…” bermohon sambil memegang kedua bahu Ayu.
Dengan wajah bete, Ayu langsung mengambil Hp ku dan pergi menuju tempat Dani berada. Ayu berjalan sambil merunduk-runduk. Ia tak menghiraukan orang yang memperhatikannya saat berjalan sambil merunduk-runduk. Semua orang memperhatikan Ayu kecuali Dani dan cewek tersebut. Semua orang-orang yang memperhatikan Ayu dan orang-orang tersebut menggeleng-gelengkan kepala karna melihat tingkah Ayu yang seperti orang mencurigakan, Ayu sepertinya sudah mendapatkan gambar cewek tersebut dengan kamera Hp ku. Ia langsung berlari menuju ketempat kami bersembunyi tadi.
“Giiiiilak kamu Yuu..Semua orang memperhatikanku ! Aku gak mau seperti ini lagi, Tiiitik!!!”. Tegas Ayu. “Hahahahaha…yaa kamu sih…biasa aja kali. Kan gak seharusnya mengambil gambar seperti orang mencurigakan.” Jawabku sambil tertawa. “Ketawa!!!” Jawab Ayu Kesal. “Yasudah, jangan marah-marah, kita pulang aja. Kamu mau main dirumah ku gak?” sambil nutup hidung dengan kedua tangan. “Gak…ku mau pulang, badanku dah gatal-gatal, dah bau sampah.” Jawab Ayu sambil sambil menggarut-garut kaki.
Aku dan Ayu langsung beranjak dari belakang tong sampah tempat kami bersembunyi. Ayu berjalan lebih cepat, badannya sudah gatal-gatal, ia sudah tak sabar ingin mandi. Ayu memang sahabat baikku, ia mau menolongku walaupun selalu bete tiapku meminta tolong padanya. Aku beruntung mendapatkan teman seperti Ayu. Siapa lagi yang akan menolongku saat susah seperti ini kalau tidak Ayu. jika Ayu sedang dalam kesusahan dan meminta tolong padaku, aku juga harus menolongnya juga.
 sampai disini dlu....Tunggu cerita selanjutnya ya :)