Cowok Idaman Titi
Karya B.N An Yemay
Pagi
sangat cerah, dengan langit tampak biru bersih dan mentari pagi dengan hangat
menyinari bumi dan isinya. Hari yang cerah berharap menimbulkan perasaan hati
yang cerah juga. Tepat pukul 07.10 pagi. Aku bersiap-siap untuk pergi sekolah,
beberapa saat lagi Dani pasti akan melewati jalan depan rumahku berjalan kaki
menuju sekolah. Yaa…Aku yakin Dani pasti lewat depan rumahku. Sambil menunggu
Dani lewat, aku menyapu teras rumahku yang sedikit berpasir. Ketikaku menyapu
teras terdengar suara langkah orang berjalan. “Hahhh…sepertinya ada orang yang
berjalan dibalik pagar tembok itu, sepertinya Dani, iya Dani aku yakin.” Bicara
sendiri seperti berbisik.
Hahhh
iya…Dani, dugaanku benar ia pasti lewat depan rumahku. Aku langsung meletakkan
sapu yang ku pegang tadi dan bergegas kesekolah sambil mengikuti Dani dari
belakang. “Bu… Titi berangkat…” sorakku dengan keras. “ “iya nak hati-hati,
belajar jangan main-main, jangan pacar-pacaran!! ”. Saut mama sambil bersorak.
“iya buuu..” sautku kembali.
Waduh
cepat sekali anak itu berjalan, aku akan ikuti dia dari belakang sampai tiba
disekolah. Dani merupakan siswa baru disekolahku, dan Dani pun merupakan
tetangga baruku juga yang baru pindah dari Bandung. Dani anak IPA sedangkan Aku
anak IPS, kami sama-sama duduk dibangku kelas 3.
Selama
aku mengikuti Dani dari belakang, “Baaa!!!!...hayoo..kamu ngikutin siapa
hayooo…” Ayu datang mengejutiku dari belakang. “Astaga Ayuu..jantungku hampir
copot, gilak.!” Kaget sambil mengusap dada. “Kamu ngekorin anak baru itu ya ?
Hayoo jujur.” Tanya Ayu dengan wajah konyolnya. “Apa-apaan sih, pergi sana !
gangguin misi orang aja.” Jawab Titi kesal. “Hayoo. Jujur aja, ada apa kamu
ngekorin anak yang paling ganteng disekolah kita ha? “Tanya Ayu sekali lagi.
“Ahhh…sudahlah..aku bĂȘte !!!. “Titi berjalan lebih cepat meninggali Ayu.
Ayu
sepertinya tau kalau aku ngefans dan suka sama Dani. Ia mungkin sudah membaca
gerak-gerikku saatku mengikuti Dani dari belakang. Dani sudah lebih dulu sampai
disekolah dan aku masih setengah perjalanan menuju kesekolah.
“Teng…..teng…teng..teng….”
hahhh…bunyi apaan tuh? Sepertinya itu bunyi lonceng sekolahku. Ku berhenti berjalan
sejenak memastikan bunyi itu. “Astaga benerr..itu bunyi lonceng” Lonceng berbunyi
tanda jam pelajaran akan dimulai, gawat
aku bisa telat. Aku bergegas berlari secepat kilat seperti dikejar-kejar
anjing. Lonceng sekolahku bunyinya sangat kuat dan nyaring, bunyinya terdengar
sejauh 3 Kilometer dari sekolah.
“Ti…tiii….tungguin
akuu…” Ayu yang aku tinggali tadi juga berlari menuju sekolah, larinya pun sama
sepertiku secepat kilat. Aku tetap berlari tanpa menunggu Ayu. “Pak..buka
pagarnya jangan ditutuuup..” Titi berteriak sambil berlari sebelum sampai didepan
pagar. “Pakk..buka pagarnya pak hahh…huhh....” dengan ngosngosan. “maaf
nak, kamu sudah terlambat 2 menit, silahkan
pulang.” Satpam penjaga pintu pagar mengunci pagar.
“Tii…tii…yahh…pagarnya
tutup, buka pagarnya dong bapak sayaang..”Ayu mucul saat pagar sudah terkunci,
rayu si Ayu dengan genit agar pagar sekolah dibuka oleh satpam. “isss.. gak
banget deh, jijik aku dengarnya ! “ saut Titi sambil melipat kedua tangannya
diperut. “Kalian berdua sudah sudah telat, silahkan pulang !.” dan lagi satpam
sekolah menyuruh kami pulang.
“ini
gara-gara kamu ! gara-gara kamu aku telat, gara-gara kamu aku gak bisa lihat
Dani hari ini..Oooppsss….” Titi keceplosan menutup mulutnya dengan kedua
telapak tangannya. “Cieee..ahaaiiii…dugaanku benar, kamu suka Dani kaaan?”
Tanya Ayu sambil menaik turunkan alis mata kanannya. “sudahlah!!! Aku capek,
pergi sana ! aku mau pulang.” Titi pergi meninggalkan Ayu.
∞∞∞
Keesokan harinya,aku bersiap-siap
pergi kesekolah .Seperti biasa aku menunggu Dani lewat didepan rumahku dan
mengikuti Dani diam-diam dari belakang. Tak lupa ibuku mengingatkan ku untuk
tidak main-main saat belajar dan juga berpacar-pacaran. Lagi-lagi Ayu
menghampiriku dari belakang. Kali ini aku gagal lagi membuntuti Dani dari
belakang, tapi….yasudahlah, akupun juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan
Dani disekolah.
Aku
dan Ayu sampai disekolah, hari ini kami sampai disekolah tepat waktu. Bel sudah
berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Selama pelajaran berlangsung, pikiran ku
tak fokus dengan penjelasan yang disampaikan guru, pikiranku selalu membayangi
wajah tampan Dani, dengan spontan aku minnta izin keluar sebentar dengan alasan
ketoilet. “Permisi buk, saya mau ketoilet.”. Alasanku ketoilet, padahal aku
ingin melewati kelas Dani untuk melihat wajah tampannya saja. Cukup melihat
wajahnya saja. Tak sampai satu menit ku mengintip Dani sedang belajar, Dani duduk
tepat didepan meja guru. Aku kembali ke kelas dan kembali mengikuti pelajaran.
Baru
saja ku duduk, Ayu berbisik padaku. “Sssssttt…..Hehh Tii ! kamu beneran
ketoilet? Ketoilet atau ngintip Dani belajar?” Tanya Ayu sambil berbisik lembut
disampingku. “Apaan sihh??Sibuk banget jadi orang !” jawabku sambil berbisik
lembut juga.
Selama
pelajaran berlangsung, terbayang olehku akan pesan Ibu yang setiap harinya tak
lupa mengingatiku sebelum pergi sekolah. “Belajar yang serius ya nak…jangan
berpacar-pacaran”. Yaa…itulah ucapan yang sering ku dengan sebelum berangkat
sekolah. Aku ingin sekali berpacaran, tapi Ibuku tidak mengizinkanku untuk
berpacaran. Tapi..Yasudahlah, Aku harus memegang amanah dari Ibuku.
Dani pria idamanku saat ini, aku tak tau apa
yang akan ku lakukan demi perasaan ini,
apa ku harus mengirimkan surat misterius kepada Dani? Hmmm..Surat? Ha iyaa..surat..sepertinya
dengan surat akan meringankan perasaan ini. Baiklah, akan ku buat surat
misterius kepada Dani. Biarlah Dani tak mengetahui siapa pengirim surat itu.
Seluruh teman-teman dikelas sangat fokus mengikuti pelajaran, termasuk Ayu,
sedangkan aku, sibuk soal perasaanku saat ini. Aku merobek sehelai kertas dibuku ku dan kutulis
ungkapan-ungkapan perasaan ini. Setelah ku menulis, Aku kembali melamun,
melamun mencari cara bagaimana surat ini akan sampai ditangan Dani.
Ayu
menepuk bahu kanan ku “Hehh..Tiii…Titii..kenapa?melamun aja..mikirin siapa?
Pasti Dani..” Tanya Ayu sambil berbisik. “Gak..gak apa-apa” jawabku sedikit
bimbang. “Eh Yuu..aku boleh minta tolong gak sama kamu? Ini penting, masalah
perasaan.” Sambil duduk bergeser menghadap Ayu. “Perasaan? Hmmmmm..” jawab Ayu dengan
curiga. “Iyaiyadeh…aku akui kalau aku tu suka sama Dani, tapi hanya suka-suka
aja sama dia, Aku gak mau pacaran, Ibuku melarang ku pacaran.” Jawabku dengan
serius. “Okedehh…Minta Tolong apa? Tapi jangan yang aneh-aneh yaa?” jawab Ayu
sedikit sangsi. “Jadi Giiii…” percakapan kami terhenti karna lonceng berbunyi.
Tenngg…Teeng..Tengg..Lonceng tanda istirahat.
Seluruh teman-temanku yang dikelas bergerumulan keluar menuju kantin, sedangkan
aku dan Ayu masih tetap didalam kelas. Kami melanjuti percakapan yang terputus
tadi karna suara lonceng yang nyaring.
“Lanjuti
Tii..kamu mau ngomong apa tadi?” Tanya Ayu. “Jadi gini Yu, ooiya kamu jangan
kasih tau keteman-teman ya?, Janji??” sambil mengacungkan jari kelingking.
“huhh iyadehh..janjii.” Jawab Ayu sembari mengacungkan jari kelingkingnya ke
jari Titi.
“Aku
ingin memberi surat ini ke Dani, kamu mau nolong aku kan? Aku minta tolong sama
kamu, kamu selipkan kertas ini kedalam tasnya Dani. Plissssss mau yaa?..mau
ya??…..” sambil merangkul kedua tangan Ayu. “Apaan tuh? surat cinta ?? Hahh….giiilak
kamu Tii..kok aku yang kamu suruh? Yang suka sama Dani kan kamu, Kenapa aku yang kamu suruh??” jawab Ayu
bercampur emosi. “Plisss Ayuuu..Plisss bantuin aku…” bermohon penuh harap
kepada Ayu. “iyaiyadeh..kapan?” jawab Ayu dengan wajah bete. “Yeeeee….makasih
Ayu..sekarang bagusnya Yu, selagi jam istirahat.” Saut Titi dengan gembira.
Aku
dan Ayu beranjak dari kelas menuju ke kelas Dani, kami mengintip-intip dari
luar jendela kelas Dani. Melihat Dani
ada didalam kelas atau tidak. Syukurlah Dani tidak berada didalam kelas, kelas
Dani kosong tak ada orang didalamnya. Kondisi sangat aman. Langsung saja Ayu
masuk kedalam kelas sedangkan aku berdiri dipintu kelas Dani dan memberi kode
kepada Ayu ketika ada siswa yang ingin masuk. “Ssssttt…Tiii..dimana?dimana
bangku Dani?” Ayu memanggil ku pelan-pelan. “ disitu Yu..iya disitu, dia duduk
tepat didepan guru” sambil menunjuk kearah bangku Dani.
Dengan
cepat, langsung saja Ayu menyelipkan kertas yang kutulis tadi ke dalam tas
Dani. Aku dan Ayu langsung beranjak keluar dan kembali ke kelas. Berharap tak
ada siswa lain yang mengetahui hal ini.
“Huhhh
Ayuuu….Trimakasih Yuuu…Trimakasih sudah nolongi aku, sesak rasanya Yu kalau
perasaan ini dipendam-pendam” sambil merangkul Ayu. “iyaiya Tii, aku paham kok,
lain kali aku gak mau disuruh-suruh
seperti ini” jawab Ayu sedikit kesal.
Perasaan
ini sudah mulai lega rasanya. Biarlah hanya sebatas surat misterius. Namun berharap
Dani akan membaca surat yang kutulis tadi. Beginilah nasib anak yang sudah
dilarang orangtuanya berpacaran. Seluruh perasaan terhadap seseorang hanya bisa
dipendam saja, hanya bisa menjadi pemuja rahasia saja. Biarlah.., biarlah itu.
Yang penting aku bisa memegang amanah dari orangtua ku. Aku harus bisa menjaga
diri demi kebaikanku. Aku tak mau berpacaran. Ibu sudah mengingatkanku
berkali-kali. Masalah jodoh??? Aku masih anak SMA, fokus untuk belajar.
Insyaallah kalau jodoh tidak akan kemana-kemana.
Mata-mata
Mata-mata
Sebagaimana
yang dikatakan orang-orang, mengidam-idamkan seseorang itu membuat hati dan
pikiran orang akan menjadi kepo akan si Dia. Mencari segala hal tentang Dia, mencari
kebolehan si Dia, mencari-cari seluk beluk lainnya akan si Dia. Dia? Siapa itu
dia? Dia adalah Dani. Cowok idamanku.
Saat
ku sedang menonton dirumah, terdengar suara perempuan yang memanggil diluar,
sepertinya Ayu. Ayu memanggilku sambil menekan tombol bel yang ada di pintu
rumah. Aku keluar menghampiri Ayu. “Ada
apa Yu? Tanya ku sambil mengikat rambut ku yang panjang. “Ahhh..kamu lama
banget sih keluarnya, kamu mau ikut aku gak? “
Ayu
mengajakku keluar, tapi entah kemana ia akan mengajakku. Aku sedang asyik
menonton drama korea yang ku sukai. Aku bingung mau milih yang mana, ikut
bersama Ayu atau melanjuti menonton Tv. Namun, ku pikir-pikir sepertinya ajakan
Ayu ini ini penting, tak seperti biasanya Ayu seperti ini mengajak ku keluar.
Didalam pikiranku, Ayu anak rumahan. tapi entahlah. Yasudahlah, Aku turuti
ajakan Ayu.
“Hmmm..Ok
lah Yu, tunggu sebentar ya.” Aku masuk kedalam rumah dan mengganti baju. Dalam
pikiran ku bertanya-tanya kemana ku kan diajak Ayu. “Cepat Tiiiii…jangan
lama-lama” Ayu menyoraki ku dari luar. Iyaiyaaaa…tunggu,” saut ku bersorak
juga.
Aku
keluar dan menghampiri Ayu yang menunggu ku diluar. Dengan cepat Ayu langsung
mengajakku pergi sambil menarik tangan kananku dengan kencang. Aku memberontak
jalan kami terhenti, “Eh Yu..apa-apaan
sih narik-narik tanganku? Emangnnya kita mau kemana sih? Gak biasanya kamu
kayak gini!” kumelepas genggaman tangan Ayu dari tanganku. “Ini penting
Tiii…Kamu harus ikuti aku dulu, kita pergi ke taman Pujasera dekat simpang
empat itu dan kamu harus melihat sesuatu
disana. !” Tegas Ayu.
Kami
melanjuti perjalanan menuju taman pujasera. Ayu kembali menarik tangan kananku
dan bersembunyi dibalik pot bunga besar. Ayu mengintip-intip dibalik pot itu,
sedangkan aku masih seperti orang kebingungan. Ayu bergeser kembali menghadapku
dan berbisik, “Tii..kamu harus tau ini, cowok idaman kamu itu ada didepan sana,
kamu harus melihatnya” Ayu kembali mengintip sambil menunjuk kearah yang
dilihatnya. Aku pun ikut mengintip juga “Tuhh…Lihat,
itu Dani kan? Lihat dia dengan siapa, dia duduk berdua dengan seorang cewek,
sepertinya itu pacarnya.” Ayu menunjuk
sambil sambil berbisik.
Pandangan
ku tak lepas. Aku terus memperhatikan cowok yang disebut Ayu itu Dani. Namun
sepertinya itu memang Dani. Ia berdua-duaan dengan seorang cewek, entah itu
temannya, entah pacarnya. Ayu menepuk bahu kananku, “Heiii..heii….haduhhh kamu
kok diam sih? Masih gak percaya itu Dani?”
Tanya Ayu seperti orang panik. “Iyayaa..aku percaya, emang kenapa sih?
Kok kamu sibuk banget jadi orang?”
Pertanyaaku
tak dijawab Ayu, namun Ayu malah mengajakku berpindah tempat. Berpindah untuk
melihat lebih jelas melihat Dani. Aku
dan Ayu menuju tempat duduk yang kosong
, pososi kami dengan Dani cukup dekat kira-kira 7 meter. Tak lama kemudian
datang seorang pelayan yang memiliki bangku yang kami duduki. “Mau pesan apa?”.
Tanya pelayan. “Eh maaf kak, kami numpang duduk sebentar disini, sebentar saja.
Boleh?” dengan suara sedikit pelan. “maaf dek, gak boleh. Kalau duduk disini
berarti harus membeli”. Jawab pelayan sedikit tegas. “Yaudah kami pesan jus
manga aja 2” saut Titi dengan cepat. “Kamu emangnya bawa uang Ti?” Tanya Ayu.
“sudahlah, kamu tenang saja. Aku yang bayar” jawab Titi.
Pelayan
pergi meninggali kami untuk membuat jus yang kami pesan tadi. Aku dan Ayu
menuggu jus yang kami pesan tadi sambil mendegar percakapan Dani dengan sicewek
yang belum kami ketahui itu. Gaya mereka berbicara biasa-biasa saja, tidak ada yang mencurigakan tetapi posisi Dani
dengan cewek itu sangat dekat seperti orang pacaran. Percakapan mereka kurang
terdengar, karna posisi kami dengan dani
tidak cukup dekat. Pesanan jus kami datang. “Ini dek Jusnya” sambil
menaruh jus dimeja.
Baru
saja kami mensruput jus yang kami pesan tadi tak lama kemudian Dani dan cewek
itu pergi. “Hahh Yuu..dia pergii..” sambil menepuk bahu Ayu. Ayu tak
memperhatikan Dani, ia malah asyik
mensruput jus manga dengan rakusnya. “Mana-mana? Yaudah kita habisin aja jusnya
dulu” ujar Ayu sambil meminum jus dengan asik.
Dengan cepat aku langsung memanggil
pelayan tadi dan membayar jus yang dipesan tadi. Ayu masih asik dengan jus nya.
Jus yang diminum Ayu habis, sedangkan aku masih dibilang utuh.
Aku
dan Ayu melanjuti memata-matai Dani dan seorang cewek tersebut, kami
mengikutinya dari belakang diam-diam. Mereka berdua berjalan kearah tempat
permainan anak-anak ditaman tersebut. selama kami mengintai mereka, belum ada
yang mencurigakan dari Dani. Aku ingin tau siapa cewek yang lagi berjalan
bersama Dani itu. Tapi aku tak tau bagaimana
cara untuk mengetahuinya. Aku langsung menarik tangan kiri Ayu dan
bersembunyi dibalik tong sampah besar.
“apaan
sih Tii? Gak da tempat lain untuk bersembunyi? Busuk tauuuukk!!!” Tanya
Ayu sambil menutup hidung. “Gini Yu..aku pengen tau siapa cewek itu, kamu mau
nolongi aku lagi kan??” Tanya ku sambil menutup hidung juga. “Haduhhh…aku
mau-mau aja nolongi kamu, tapi kalau yang aneh-aneh aku gak mau!” jawab Ayu
dengan tegas. “Ini gak aneh..Plissss Yu…mau ya..mau yaa?? Kamu tau kan
perasaanku sama Dani gimana? Kamu gak kasihan lihat aku?” dengan tatapan
serius. “Iyaaaaiyadehhh minta tolong apa?…” jawab Ayu kesal. “Ini gampang kok
Yu, kamu potoin mereka dari depan ya, nih pakai Hp aku, pandai-pandai kamu lah
Yu, yang penting gak ketahuan sama Dani atau cewek tu, kalau misalnya kamu dah
dapatin gambarnya, kita langsung balik pulang.” Dengan tatapan serius. ” Aaaaaapaa???” Ayu kaget dengan ajakanku.
“Plisssss Yuuu…Plissss…” bermohon sambil memegang kedua bahu Ayu.
Dengan
wajah bete, Ayu langsung mengambil Hp ku dan pergi menuju tempat Dani berada.
Ayu berjalan sambil merunduk-runduk. Ia tak menghiraukan orang yang
memperhatikannya saat berjalan sambil merunduk-runduk. Semua orang
memperhatikan Ayu kecuali Dani dan cewek tersebut. Semua orang-orang yang
memperhatikan Ayu dan orang-orang tersebut menggeleng-gelengkan kepala karna
melihat tingkah Ayu yang seperti orang mencurigakan, Ayu sepertinya sudah
mendapatkan gambar cewek tersebut dengan kamera Hp ku. Ia langsung berlari
menuju ketempat kami bersembunyi tadi.
“Giiiiilak
kamu Yuu..Semua orang memperhatikanku ! Aku gak mau seperti ini lagi,
Tiiitik!!!”. Tegas Ayu. “Hahahahaha…yaa kamu sih…biasa aja kali. Kan gak
seharusnya mengambil gambar seperti orang mencurigakan.” Jawabku sambil
tertawa. “Ketawa!!!” Jawab Ayu Kesal. “Yasudah, jangan marah-marah, kita pulang
aja. Kamu mau main dirumah ku gak?” sambil nutup hidung dengan kedua tangan.
“Gak…ku mau pulang, badanku dah gatal-gatal, dah bau sampah.” Jawab Ayu sambil
sambil menggarut-garut kaki.
Aku
dan Ayu langsung beranjak dari belakang tong sampah tempat kami bersembunyi.
Ayu berjalan lebih cepat, badannya sudah gatal-gatal, ia sudah tak sabar ingin
mandi. Ayu memang sahabat baikku, ia mau menolongku walaupun selalu bete tiapku
meminta tolong padanya. Aku beruntung mendapatkan teman seperti Ayu. Siapa lagi
yang akan menolongku saat susah seperti ini kalau tidak Ayu. jika Ayu sedang
dalam kesusahan dan meminta tolong padaku, aku juga harus menolongnya juga.
sampai disini dlu....Tunggu cerita selanjutnya ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar