Jumat, 06 Januari 2017

Menakar Kesetiaan Hayati dan Zainuddin dalam Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka



Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Oleh Setjangkir Berlian
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merupakan sebuah karya tulis yang sangat terkenal, karya tulis tersebut di ciptakan oleh Hamka. Kisah yang disuguhkan didalamnya sangat membuat menarik hati masyarakat untuk membacanya
Kisah yang membuat masyarakat tertarik terhadap novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka tersebut adalah  kisah cinta antara seorang pemuda yang bernama Zainuddin dengan seorang gadis bernama Hayati. Kisah cinta Zainuddin dan Hayati tidak mendapat restu dari keluarga Hayati yang dikarenakan persoalan adat istiadat  yang telah turun temurun dilaksanakan atau dijalankan oleh masyarakat minangkabau. Minangkabau menjadi latar dalam cerita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka.
Ketika kita melihat dari sisi pengarangnya. Hamka.  Pada film atau novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Hamka menceritakan atau menggambarkan pemberontakan atau ketidaksuaian yang menurut Hamka budaya keturunan ibu (Matrilinial) yang dianut oleh masyarakat minangkabau,  Hamka menganggap budaya tersebut tidak tepat karna bertentangan atau tidak sesuai dengan ajaran agama islam. Oleh karna itu, Hamka yang juga merupakan keturunan minangkabau tampak jelas sang pengarang ingin mengkritik adat budayanya sendiri.
Persoalan budaya Minangkabau dalam karya Hamka tersebut, saya tidak membahasnya lagi dikarenakan saya kurang mengetahui banyak hal juga perihal budaya Minangkabau tersebut. untuk itu, pada tulisan ini saya lebih membahas tentang  kisah cinta Zanuddin dan Hayati. Zainuddin merupakan pemuda keturunan Bugis, sedangkan Hayati merupakan gadis keturunan Minangkabau.
Kisah bermula ketika Zainuddin sudah sampai dikampung halaman ayahnya Batipuh Padang Panjang. Zainuddin ingin melihat seperti apa kampung halaman ayahnya, zainuddin ditemani oleh salah satu masyarakat atau orangtua kampung tersebut. ketika itu zainuddin melihat dan berpaling kebelakang melihat bendi yang akan lewat, namun diatas bendi tersebut ada seorang wanita yang berparas cantik. Orangtua yang menamani Zainuddin berjalan tersebut memperkenalkan gadis yang berada di bendi itu bernama Hayati. Disitulah bermula pandangan pertama Zainuddin terhadap Hayati. Kisah tersebut berlanjut sampai zainuddin mengirimkan surat kepada Hayati dan mengutarakan perasaan Zainuddin melalui surat yang ia tulis.
Sudah lama Zainuddin menempati kampung tersebut, orang-orang atau masyarakat dikampung tersebut mulai resah dengan keberadaan Zainuddin yang dikarenakan oleh suku yang dianut oleh Zainuddin. Zainuddin diusir oleh kepala Adat di kampung tersebut. ketika Zainuddin hendak meninggalkan kampung tersebut. Hayati menghampiri Zainuddin yang hendak pergi itu. Disitulah Hayati tampak berat ditinggal oleh Zainuddin. Hayati khawatir akan kepergian Zainuddin pemuda yang baru ia cintai  tersebut. pada saat itu, sebelum kepergian Zainuddin, Hayati meluapkan seluruh isi hatinya bersumpah dan berjanji terhadap Zainuddin untuk menjaga cintanya agar tetap utuh dan akan tetap bersih, suci kepada Zainuddin.
Kisah cinta Zainuddin dan Hayati tak berjalan lama, Hayati dilamar oleh seorang pemuda minangkabau yang kaya raya bernama Azis. Ketika itu Hayati dalam kondisi yang sangat amat berat untuk menjawab pertanyaan dari kepala adat tersebut. kepala adat tersebut setuju dengan pemuda yang bernama Azis dari pada  Zainuddin pemuda yang tak dianggap sebagai orang yang tidak bersuku dan tidak jelas pula asal usulnya. Ketua adat tersebut bersikeras untuk memilih Azis. Didalam niniak-mamak dalam cerita tersebut terdapat pemaksaan dari kepala suku terhadap Hayati untuk mengikuti persetujuan dari ketua adat tersebut. oleh karna itu Hayati mengikuti perintah dari ketua Adat tersebut dan Azis pun resmi menjadi Suaminya Hayati. Sedangkan Zainuddin pemuda yang ia cintai setulus hati tersebut jadi jatuh sakit sehingga jiwa Zainuddin mulai terganggu karena terdengar kabar Hayati telah dilamar dan semakin terpukulnya lagi ketika Zainuddin melihat dijari Hayati telah berinai. Kondisi Zainuddin saat itu sangat buruk sekali. Namun tak berapa lama kemudia Zainuddin kembali pulih dan kembali bersemangat ketika dinasehati oleh Muluk sahabatnya. Zainuddin merantau ke Batavia dan menjadi seorang penulis yang hebat dan sukses. Ketika kesuksesannya menjadi seorang penulis, dilain sisi Hayati seorang gadis yang dulu ia cintai kini melanda keterpurukan dalam menjalin keluarga bersama Azis dan ingin kembali bersama Zainuddin untuk mengulang kembali kisah cinta lama yang dulu penuh harapan besar. Hati Zainuddin tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak berharap dan kembali lagi bersama Hayati yang berkhianat dan mengingkari sumpah dan janji yang pernah ia katakan kepada Zainuddin.
Dari kisah diatas yang sedikit saya ceritakan kembali. Jika kita kaji diantara dua tokoh tersebut, Zainuddin dan Hayati. Siapakah yang tidak baik diantara kisah percintaan dua tokoh tersebut? apakah Zainuddin atau Hayati?
Jika kita pikir-pikir kembali. Hayati memang telah berkhianat terhadap Zainuddin atas sumpah dan janjinya yang pernah ia ucapkan sebelum Zainuddin akan meninggalkan kampung Batipuh tersebut. Disisi lain yang kita lihat Hayati memang tidak akan mungkin berkhianat. Hayati terus memperjuangkan dan mempertahankan cintanya. Namun dalam kondisi yang mendesak, Zainuddin tidak disetujui dan tidak diterima oleh kepala suku tersebut. Hayati dipaksa oleh kepala suku adat Minangkabau di Batipuh  untuk mengikuti kesimpulan atau hasil musyawarah yang sudah dibulatkan oleh kepala suku adat tersebut. Hasil keputusan kepala suku tersebut yaitu memilih Azis untuk dijadikan pasangan hidup Hayati. Hayati tidak dapat berbuat apa-apa. Ia terpaksa mengikuti hasil keputusan ketua adat Minangkabau tersebut. Pada kondisi atau keadaan keluarga yang dijalin Hayati bersama Azis yang terpuruk lagipula Hayati telah menjadi seorang janda. Hayati pergi mencari dan menemui Zainuddin untuk kembali bersamanya dan beniat ingin menjalin kisah lama yang pernah mereka jalin. Namun Zainuddin menolak permintaan Hayati untuk bersamanya. Niat baik Hayati untuk kembali ditolak keras oleh Zainuddin. Zainuddin tak sedikitpun menerima kenyataan yang dialami oleh Hayati saat itu yaitu menikah bersama Azis. Padahal diawal kisah Hayati telah berniat untuk bersama Zainuddin dan bersumpah janji untuk tetap bersama. Sedangkan Zainuddin juga mengikuti dan menyetujui niat untuk selalu bersama dan Zainuddin meminta sebuah Azimat kepada Hayati, Hayati memberikan selendangnya dan Zainuddin berkata akan mewasiatkan dan meletakkan Azimat tersebut didalam kain kafannya nanti.
Pembahasan diatas sangat tampak niat untuk tetap bersama sampai yang akan datang. Nait merupakan keinginan dalam hati, bersungguh-sungguh atau kesungguhan hati. Apapun masalah yang menghalang baik masalah besar atau masalah kecil niat tetap dipertamakan dan dipertahankan. Didalam cerita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Tokoh Zainuddin dan Hayati telah melupakan keinginan atau niat untuk dijalin bersama. Niat sumpah dan janji tetap dipegang utuh oleh Hayati meskipun banyak masalah dan rintangan yang dihadapinya, namun Zainuddin tidak., ia Melupakan dan menghapus itu semua. Seharusnya Zainuddin mengingat itu. Apalah daya, karna zainuddin emosi terhadap Hayati, Zainuddin tak sedikitpun membuka hati untuk menerima Hayati kembali.

Jadi menurut saya, tokoh yang tidak baik yaitu Zainuddin.