Kamis, 22 September 2016

Cowok Idaman Titi Karya B.N An Yemay



Cowok Idaman Titi
Karya B.N An Yemay
Pagi sangat cerah, dengan langit tampak biru bersih dan mentari pagi dengan hangat menyinari bumi dan isinya. Hari yang cerah berharap menimbulkan perasaan hati yang cerah juga. Tepat pukul 07.10 pagi. Aku bersiap-siap untuk pergi sekolah, beberapa saat lagi Dani pasti akan melewati jalan depan rumahku berjalan kaki menuju sekolah. Yaa…Aku yakin Dani pasti lewat depan rumahku. Sambil menunggu Dani lewat, aku menyapu teras rumahku yang sedikit berpasir. Ketikaku menyapu teras terdengar suara langkah orang berjalan. “Hahhh…sepertinya ada orang yang berjalan dibalik pagar tembok itu, sepertinya Dani, iya Dani aku yakin.” Bicara sendiri seperti berbisik.
Hahhh iya…Dani, dugaanku benar ia pasti lewat depan rumahku. Aku langsung meletakkan sapu yang ku pegang tadi dan bergegas kesekolah sambil mengikuti Dani dari belakang. “Bu… Titi berangkat…” sorakku dengan keras. “ “iya nak hati-hati, belajar jangan main-main, jangan pacar-pacaran!! ”. Saut mama sambil bersorak. “iya buuu..” sautku kembali.
Waduh cepat sekali anak itu berjalan, aku akan ikuti dia dari belakang sampai tiba disekolah. Dani merupakan siswa baru disekolahku, dan Dani pun merupakan tetangga baruku juga yang baru pindah dari Bandung. Dani anak IPA sedangkan Aku anak IPS, kami sama-sama duduk dibangku kelas 3.
Selama aku mengikuti Dani dari belakang, “Baaa!!!!...hayoo..kamu ngikutin siapa hayooo…” Ayu datang mengejutiku dari belakang. “Astaga Ayuu..jantungku hampir copot, gilak.!” Kaget sambil mengusap dada. “Kamu ngekorin anak baru itu ya ? Hayoo jujur.” Tanya Ayu dengan wajah konyolnya. “Apa-apaan sih, pergi sana ! gangguin misi orang aja.” Jawab Titi kesal. “Hayoo. Jujur aja, ada apa kamu ngekorin anak yang paling ganteng disekolah kita ha? “Tanya Ayu sekali lagi. “Ahhh…sudahlah..aku bĂȘte !!!. “Titi berjalan lebih cepat meninggali Ayu.
Ayu sepertinya tau kalau aku ngefans dan suka sama Dani. Ia mungkin sudah membaca gerak-gerikku saatku mengikuti Dani dari belakang. Dani sudah lebih dulu sampai disekolah dan aku masih setengah perjalanan menuju kesekolah.
“Teng…..teng…teng..teng….” hahhh…bunyi apaan tuh? Sepertinya itu bunyi lonceng sekolahku. Ku berhenti berjalan sejenak memastikan bunyi itu. “Astaga benerr..itu bunyi lonceng” Lonceng berbunyi tanda jam pelajaran  akan dimulai, gawat aku bisa telat. Aku bergegas berlari secepat kilat seperti dikejar-kejar anjing. Lonceng sekolahku bunyinya sangat kuat dan nyaring, bunyinya terdengar sejauh 3 Kilometer dari sekolah.
“Ti…tiii….tungguin akuu…” Ayu yang aku tinggali tadi juga berlari menuju sekolah, larinya pun sama sepertiku secepat kilat. Aku tetap berlari tanpa menunggu Ayu. “Pak..buka pagarnya jangan ditutuuup..” Titi berteriak sambil berlari sebelum sampai didepan pagar. “Pakk..buka pagarnya pak hahh…huhh....” dengan ngosngosan. “maaf nak,  kamu sudah terlambat 2 menit, silahkan pulang.” Satpam penjaga pintu pagar mengunci pagar.
“Tii…tii…yahh…pagarnya tutup, buka pagarnya dong bapak sayaang..”Ayu mucul saat pagar sudah terkunci, rayu si Ayu dengan genit agar pagar sekolah dibuka oleh satpam. “isss.. gak banget deh, jijik aku dengarnya ! “ saut Titi sambil melipat kedua tangannya diperut. “Kalian berdua sudah sudah telat, silahkan pulang !.” dan lagi satpam sekolah menyuruh kami pulang.
“ini gara-gara kamu ! gara-gara kamu aku telat, gara-gara kamu aku gak bisa lihat Dani hari ini..Oooppsss….” Titi keceplosan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. “Cieee..ahaaiiii…dugaanku benar, kamu suka Dani kaaan?” Tanya Ayu sambil menaik turunkan alis mata kanannya. “sudahlah!!! Aku capek, pergi sana ! aku mau pulang.” Titi pergi meninggalkan Ayu.
∞∞∞
            Keesokan harinya,aku bersiap-siap pergi kesekolah .Seperti biasa aku menunggu Dani lewat didepan rumahku dan mengikuti Dani diam-diam dari belakang. Tak lupa ibuku mengingatkan ku untuk tidak main-main saat belajar dan juga berpacar-pacaran. Lagi-lagi Ayu menghampiriku dari belakang. Kali ini aku gagal lagi membuntuti Dani dari belakang, tapi….yasudahlah, akupun juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan Dani disekolah.
Aku dan Ayu sampai disekolah, hari ini kami sampai disekolah tepat waktu. Bel sudah berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Selama pelajaran berlangsung, pikiran ku tak fokus dengan penjelasan yang disampaikan guru, pikiranku selalu membayangi wajah tampan Dani, dengan spontan aku minnta izin keluar sebentar dengan alasan ketoilet. “Permisi buk, saya mau ketoilet.”. Alasanku ketoilet, padahal aku ingin melewati kelas Dani untuk melihat wajah tampannya saja. Cukup melihat wajahnya saja. Tak sampai satu menit ku mengintip Dani sedang belajar, Dani duduk tepat didepan meja guru. Aku kembali ke kelas dan kembali mengikuti pelajaran.
Baru saja ku duduk, Ayu berbisik padaku. “Sssssttt…..Hehh Tii ! kamu beneran ketoilet? Ketoilet atau ngintip Dani belajar?” Tanya Ayu sambil berbisik lembut disampingku. “Apaan sihh??Sibuk banget jadi orang !” jawabku sambil berbisik lembut juga.
Selama pelajaran berlangsung, terbayang olehku akan pesan Ibu yang setiap harinya tak lupa mengingatiku sebelum pergi sekolah. “Belajar yang serius ya nak…jangan berpacar-pacaran”. Yaa…itulah ucapan yang sering ku dengan sebelum berangkat sekolah. Aku ingin sekali berpacaran, tapi Ibuku tidak mengizinkanku untuk berpacaran. Tapi..Yasudahlah, Aku harus memegang amanah dari Ibuku.
 Dani pria idamanku saat ini, aku tak tau apa yang akan ku lakukan demi perasaan  ini, apa ku harus mengirimkan surat misterius kepada Dani? Hmmm..Surat? Ha iyaa..surat..sepertinya dengan surat akan meringankan perasaan ini. Baiklah, akan ku buat surat misterius kepada Dani. Biarlah Dani tak mengetahui siapa pengirim surat itu. Seluruh teman-teman dikelas sangat fokus mengikuti pelajaran, termasuk Ayu, sedangkan aku, sibuk soal perasaanku saat ini. Aku  merobek sehelai kertas dibuku ku dan kutulis ungkapan-ungkapan perasaan ini. Setelah ku menulis, Aku kembali melamun, melamun mencari cara bagaimana surat ini akan sampai ditangan Dani.
Ayu menepuk bahu kanan ku “Hehh..Tiii…Titii..kenapa?melamun aja..mikirin siapa? Pasti Dani..” Tanya Ayu sambil berbisik. “Gak..gak apa-apa” jawabku sedikit bimbang. “Eh Yuu..aku boleh minta tolong gak sama kamu? Ini penting, masalah perasaan.” Sambil duduk bergeser menghadap Ayu. “Perasaan? Hmmmmm..” jawab Ayu dengan curiga. “Iyaiyadeh…aku akui kalau aku tu suka sama Dani, tapi hanya suka-suka aja sama dia, Aku gak mau pacaran, Ibuku melarang ku pacaran.” Jawabku dengan serius. “Okedehh…Minta Tolong apa? Tapi jangan yang aneh-aneh yaa?” jawab Ayu sedikit sangsi. “Jadi Giiii…” percakapan kami terhenti karna lonceng berbunyi.
 Tenngg…Teeng..Tengg..Lonceng tanda istirahat. Seluruh teman-temanku yang dikelas bergerumulan keluar menuju kantin, sedangkan aku dan Ayu masih tetap didalam kelas. Kami melanjuti percakapan yang terputus tadi karna suara lonceng yang nyaring.
“Lanjuti Tii..kamu mau ngomong apa tadi?” Tanya Ayu. “Jadi gini Yu, ooiya kamu jangan kasih tau keteman-teman ya?, Janji??” sambil mengacungkan jari kelingking. “huhh iyadehh..janjii.” Jawab Ayu sembari mengacungkan jari kelingkingnya ke jari Titi.
“Aku ingin memberi surat ini ke Dani, kamu mau nolong aku kan? Aku minta tolong sama kamu, kamu selipkan kertas ini kedalam tasnya Dani. Plissssss mau yaa?..mau ya??…..” sambil merangkul kedua tangan Ayu. “Apaan tuh? surat cinta ?? Hahh….giiilak kamu Tii..kok aku yang kamu suruh? Yang suka sama Dani kan  kamu, Kenapa aku yang kamu suruh??” jawab Ayu bercampur emosi. “Plisss Ayuuu..Plisss bantuin aku…” bermohon penuh harap kepada Ayu. “iyaiyadeh..kapan?” jawab Ayu dengan wajah bete. “Yeeeee….makasih Ayu..sekarang bagusnya Yu, selagi jam istirahat.” Saut Titi dengan gembira.
Aku dan Ayu beranjak dari kelas menuju ke kelas Dani, kami mengintip-intip dari luar jendela kelas  Dani. Melihat Dani ada didalam kelas atau tidak. Syukurlah Dani tidak berada didalam kelas, kelas Dani kosong tak ada orang didalamnya. Kondisi sangat aman. Langsung saja Ayu masuk kedalam kelas sedangkan aku berdiri dipintu kelas Dani dan memberi kode kepada Ayu ketika ada siswa yang ingin masuk. “Ssssttt…Tiii..dimana?dimana bangku Dani?” Ayu memanggil ku pelan-pelan. “ disitu Yu..iya disitu, dia duduk tepat didepan guru” sambil menunjuk kearah bangku Dani.
Dengan cepat, langsung saja Ayu menyelipkan kertas yang kutulis tadi ke dalam tas Dani. Aku dan Ayu langsung beranjak keluar dan kembali ke kelas. Berharap tak ada siswa lain yang mengetahui hal ini.
“Huhhh Ayuuu….Trimakasih Yuuu…Trimakasih sudah nolongi aku, sesak rasanya Yu kalau perasaan ini dipendam-pendam” sambil merangkul Ayu. “iyaiya Tii, aku paham kok,  lain kali aku gak mau disuruh-suruh seperti ini” jawab  Ayu sedikit kesal.
Perasaan ini sudah mulai lega rasanya. Biarlah hanya sebatas surat misterius. Namun berharap Dani akan membaca surat yang kutulis tadi. Beginilah nasib anak yang sudah dilarang orangtuanya berpacaran. Seluruh perasaan terhadap seseorang hanya bisa dipendam saja, hanya bisa menjadi pemuja rahasia saja. Biarlah.., biarlah itu. Yang penting aku bisa memegang amanah dari orangtua ku. Aku harus bisa menjaga diri demi kebaikanku. Aku tak mau berpacaran. Ibu sudah mengingatkanku berkali-kali. Masalah jodoh??? Aku masih anak SMA, fokus untuk belajar. Insyaallah kalau jodoh tidak akan kemana-kemana.


Mata-mata

Sebagaimana yang dikatakan orang-orang, mengidam-idamkan seseorang itu membuat hati dan pikiran orang akan menjadi kepo akan si Dia. Mencari segala hal tentang Dia, mencari kebolehan si Dia, mencari-cari seluk beluk lainnya akan si Dia. Dia? Siapa itu dia? Dia adalah Dani. Cowok idamanku.
Saat ku sedang menonton dirumah, terdengar suara perempuan yang memanggil diluar, sepertinya Ayu. Ayu memanggilku sambil menekan tombol bel yang ada di pintu rumah. Aku keluar menghampiri Ayu.  “Ada apa Yu? Tanya ku sambil mengikat rambut ku yang panjang. “Ahhh..kamu lama banget sih keluarnya, kamu mau ikut aku gak? “
Ayu mengajakku keluar, tapi entah kemana ia akan mengajakku. Aku sedang asyik menonton drama korea yang ku sukai. Aku bingung mau milih yang mana, ikut bersama Ayu atau melanjuti menonton Tv. Namun, ku pikir-pikir sepertinya ajakan Ayu ini ini penting, tak seperti biasanya Ayu seperti ini mengajak ku keluar. Didalam pikiranku, Ayu anak rumahan. tapi entahlah. Yasudahlah, Aku turuti ajakan Ayu.
“Hmmm..Ok lah Yu, tunggu sebentar ya.” Aku masuk kedalam rumah dan mengganti baju. Dalam pikiran ku bertanya-tanya kemana ku kan diajak Ayu. “Cepat Tiiiii…jangan lama-lama” Ayu menyoraki ku dari luar. Iyaiyaaaa…tunggu,” saut ku bersorak juga.
Aku keluar dan menghampiri Ayu yang menunggu ku diluar. Dengan cepat Ayu langsung mengajakku pergi sambil menarik tangan kananku dengan kencang. Aku memberontak jalan kami terhenti,  “Eh Yu..apa-apaan sih narik-narik tanganku? Emangnnya kita mau kemana sih? Gak biasanya kamu kayak gini!” kumelepas genggaman tangan Ayu dari tanganku. “Ini penting Tiii…Kamu harus ikuti aku dulu, kita pergi ke taman Pujasera dekat simpang empat itu dan kamu harus melihat  sesuatu disana. !” Tegas Ayu.
Kami melanjuti perjalanan menuju taman pujasera. Ayu kembali menarik tangan kananku dan bersembunyi dibalik pot bunga besar. Ayu mengintip-intip dibalik pot itu, sedangkan aku masih seperti orang kebingungan. Ayu bergeser kembali menghadapku dan berbisik, “Tii..kamu harus tau ini, cowok idaman kamu itu ada didepan sana, kamu harus melihatnya” Ayu kembali mengintip sambil menunjuk kearah yang dilihatnya. Aku pun ikut mengintip juga  “Tuhh…Lihat, itu Dani kan? Lihat dia dengan siapa, dia duduk berdua dengan seorang cewek, sepertinya itu pacarnya.”  Ayu menunjuk sambil sambil berbisik.
Pandangan ku tak lepas. Aku terus memperhatikan cowok yang disebut Ayu itu Dani. Namun sepertinya itu memang Dani. Ia berdua-duaan dengan seorang cewek, entah itu temannya, entah pacarnya. Ayu menepuk bahu kananku, “Heiii..heii….haduhhh kamu kok diam sih? Masih gak percaya itu Dani?”  Tanya Ayu seperti orang panik. “Iyayaa..aku percaya, emang kenapa sih? Kok kamu sibuk banget jadi orang?”
Pertanyaaku tak dijawab Ayu, namun Ayu malah mengajakku berpindah tempat. Berpindah untuk melihat  lebih jelas melihat Dani. Aku dan Ayu menuju tempat duduk yang kosong  , pososi kami dengan Dani cukup dekat kira-kira 7 meter. Tak lama kemudian datang seorang pelayan yang memiliki bangku yang kami duduki. “Mau pesan apa?”. Tanya pelayan. “Eh maaf kak, kami numpang duduk sebentar disini, sebentar saja. Boleh?” dengan suara sedikit pelan. “maaf dek, gak boleh. Kalau duduk disini berarti harus membeli”. Jawab pelayan sedikit tegas. “Yaudah kami pesan jus manga aja 2” saut Titi dengan cepat. “Kamu emangnya bawa uang Ti?” Tanya Ayu. “sudahlah, kamu tenang saja. Aku yang bayar” jawab Titi.
Pelayan pergi meninggali kami untuk membuat jus yang kami pesan tadi. Aku dan Ayu menuggu jus yang kami pesan tadi sambil mendegar percakapan Dani dengan sicewek yang belum kami ketahui itu. Gaya mereka berbicara biasa-biasa saja, tidak  ada yang mencurigakan tetapi posisi Dani dengan cewek itu sangat dekat seperti orang pacaran. Percakapan mereka kurang terdengar, karna posisi kami dengan dani  tidak cukup dekat. Pesanan jus kami datang. “Ini dek Jusnya” sambil menaruh jus dimeja.
Baru saja kami mensruput jus yang kami pesan tadi tak lama kemudian Dani dan cewek itu pergi. “Hahh Yuu..dia pergii..” sambil menepuk bahu Ayu. Ayu tak memperhatikan Dani, ia malah  asyik mensruput jus manga dengan rakusnya. “Mana-mana? Yaudah kita habisin aja jusnya dulu” ujar Ayu sambil meminum jus dengan asik.
            Dengan cepat aku langsung memanggil pelayan tadi dan membayar jus yang dipesan tadi. Ayu masih asik dengan jus nya. Jus yang diminum Ayu habis, sedangkan aku masih dibilang utuh.
Aku dan Ayu melanjuti memata-matai Dani dan seorang cewek tersebut, kami mengikutinya dari belakang diam-diam. Mereka berdua berjalan kearah tempat permainan anak-anak ditaman tersebut. selama kami mengintai mereka, belum ada yang mencurigakan dari Dani. Aku ingin tau siapa cewek yang lagi berjalan bersama Dani itu. Tapi aku tak tau bagaimana  cara untuk mengetahuinya. Aku langsung menarik tangan kiri Ayu dan bersembunyi dibalik tong sampah besar.
 “apaan  sih Tii? Gak da tempat lain untuk bersembunyi? Busuk tauuuukk!!!” Tanya Ayu sambil menutup hidung. “Gini Yu..aku pengen tau siapa cewek itu, kamu mau nolongi aku lagi kan??” Tanya ku sambil menutup hidung juga. “Haduhhh…aku mau-mau aja nolongi kamu, tapi kalau yang aneh-aneh aku gak mau!” jawab Ayu dengan tegas. “Ini gak aneh..Plissss Yu…mau ya..mau yaa?? Kamu tau kan perasaanku sama Dani gimana? Kamu gak kasihan lihat aku?” dengan tatapan serius. “Iyaaaaiyadehhh minta tolong apa?…” jawab Ayu kesal. “Ini gampang kok Yu, kamu potoin mereka dari depan ya, nih pakai Hp aku, pandai-pandai kamu lah Yu, yang penting gak ketahuan sama Dani atau cewek tu, kalau misalnya kamu dah dapatin gambarnya, kita langsung balik pulang.” Dengan tatapan serius.  ” Aaaaaapaa???” Ayu kaget dengan ajakanku. “Plisssss Yuuu…Plissss…” bermohon sambil memegang kedua bahu Ayu.
Dengan wajah bete, Ayu langsung mengambil Hp ku dan pergi menuju tempat Dani berada. Ayu berjalan sambil merunduk-runduk. Ia tak menghiraukan orang yang memperhatikannya saat berjalan sambil merunduk-runduk. Semua orang memperhatikan Ayu kecuali Dani dan cewek tersebut. Semua orang-orang yang memperhatikan Ayu dan orang-orang tersebut menggeleng-gelengkan kepala karna melihat tingkah Ayu yang seperti orang mencurigakan, Ayu sepertinya sudah mendapatkan gambar cewek tersebut dengan kamera Hp ku. Ia langsung berlari menuju ketempat kami bersembunyi tadi.
“Giiiiilak kamu Yuu..Semua orang memperhatikanku ! Aku gak mau seperti ini lagi, Tiiitik!!!”. Tegas Ayu. “Hahahahaha…yaa kamu sih…biasa aja kali. Kan gak seharusnya mengambil gambar seperti orang mencurigakan.” Jawabku sambil tertawa. “Ketawa!!!” Jawab Ayu Kesal. “Yasudah, jangan marah-marah, kita pulang aja. Kamu mau main dirumah ku gak?” sambil nutup hidung dengan kedua tangan. “Gak…ku mau pulang, badanku dah gatal-gatal, dah bau sampah.” Jawab Ayu sambil sambil menggarut-garut kaki.
Aku dan Ayu langsung beranjak dari belakang tong sampah tempat kami bersembunyi. Ayu berjalan lebih cepat, badannya sudah gatal-gatal, ia sudah tak sabar ingin mandi. Ayu memang sahabat baikku, ia mau menolongku walaupun selalu bete tiapku meminta tolong padanya. Aku beruntung mendapatkan teman seperti Ayu. Siapa lagi yang akan menolongku saat susah seperti ini kalau tidak Ayu. jika Ayu sedang dalam kesusahan dan meminta tolong padaku, aku juga harus menolongnya juga.
 sampai disini dlu....Tunggu cerita selanjutnya ya :)