Kamis, 08 Desember 2016

Mantra Acakadul Karya Setjangkir Berlian



Mantra Acakadul  Menarik Hatimu
Pak klipung pak tat tu ra wa…
Ru ta wa ji pa la ka…
Hu ra we ta sa….
Puaaaaaahhhhh !!!!!
Hooooooooooooii…..
Dara dara dara dara haaaaa
Rada rada rada rada hoooiii
Dara dara dara dara haaaa
Rada rada rada rada hoooiii
Hooooooooooooiiii…
Aku lah pemuja engkau, Dara !!!
Lungkak langkuk hatiku berpuruk kehati kau Daarrrr !!!!
Kau ku kejar
Kau kan ku sangkar
Hoooooooooooiiii…
Puahhhhh !!!!!!



Mantra Acakadul Lumpuhkan Hatimu
Ku
Tatap
Ku
Ratap
Ku
Tangkap
Ku
Bakar
Ku
Hisap
Ku
Asap
Wusssssssssss….
Puahhhhh !!!!
Lumpuhlah kau di hatiku
Haha… haha… haha

Kamis, 22 September 2016

Cowok Idaman Titi Karya B.N An Yemay



Cowok Idaman Titi
Karya B.N An Yemay
Pagi sangat cerah, dengan langit tampak biru bersih dan mentari pagi dengan hangat menyinari bumi dan isinya. Hari yang cerah berharap menimbulkan perasaan hati yang cerah juga. Tepat pukul 07.10 pagi. Aku bersiap-siap untuk pergi sekolah, beberapa saat lagi Dani pasti akan melewati jalan depan rumahku berjalan kaki menuju sekolah. Yaa…Aku yakin Dani pasti lewat depan rumahku. Sambil menunggu Dani lewat, aku menyapu teras rumahku yang sedikit berpasir. Ketikaku menyapu teras terdengar suara langkah orang berjalan. “Hahhh…sepertinya ada orang yang berjalan dibalik pagar tembok itu, sepertinya Dani, iya Dani aku yakin.” Bicara sendiri seperti berbisik.
Hahhh iya…Dani, dugaanku benar ia pasti lewat depan rumahku. Aku langsung meletakkan sapu yang ku pegang tadi dan bergegas kesekolah sambil mengikuti Dani dari belakang. “Bu… Titi berangkat…” sorakku dengan keras. “ “iya nak hati-hati, belajar jangan main-main, jangan pacar-pacaran!! ”. Saut mama sambil bersorak. “iya buuu..” sautku kembali.
Waduh cepat sekali anak itu berjalan, aku akan ikuti dia dari belakang sampai tiba disekolah. Dani merupakan siswa baru disekolahku, dan Dani pun merupakan tetangga baruku juga yang baru pindah dari Bandung. Dani anak IPA sedangkan Aku anak IPS, kami sama-sama duduk dibangku kelas 3.
Selama aku mengikuti Dani dari belakang, “Baaa!!!!...hayoo..kamu ngikutin siapa hayooo…” Ayu datang mengejutiku dari belakang. “Astaga Ayuu..jantungku hampir copot, gilak.!” Kaget sambil mengusap dada. “Kamu ngekorin anak baru itu ya ? Hayoo jujur.” Tanya Ayu dengan wajah konyolnya. “Apa-apaan sih, pergi sana ! gangguin misi orang aja.” Jawab Titi kesal. “Hayoo. Jujur aja, ada apa kamu ngekorin anak yang paling ganteng disekolah kita ha? “Tanya Ayu sekali lagi. “Ahhh…sudahlah..aku bête !!!. “Titi berjalan lebih cepat meninggali Ayu.
Ayu sepertinya tau kalau aku ngefans dan suka sama Dani. Ia mungkin sudah membaca gerak-gerikku saatku mengikuti Dani dari belakang. Dani sudah lebih dulu sampai disekolah dan aku masih setengah perjalanan menuju kesekolah.
“Teng…..teng…teng..teng….” hahhh…bunyi apaan tuh? Sepertinya itu bunyi lonceng sekolahku. Ku berhenti berjalan sejenak memastikan bunyi itu. “Astaga benerr..itu bunyi lonceng” Lonceng berbunyi tanda jam pelajaran  akan dimulai, gawat aku bisa telat. Aku bergegas berlari secepat kilat seperti dikejar-kejar anjing. Lonceng sekolahku bunyinya sangat kuat dan nyaring, bunyinya terdengar sejauh 3 Kilometer dari sekolah.
“Ti…tiii….tungguin akuu…” Ayu yang aku tinggali tadi juga berlari menuju sekolah, larinya pun sama sepertiku secepat kilat. Aku tetap berlari tanpa menunggu Ayu. “Pak..buka pagarnya jangan ditutuuup..” Titi berteriak sambil berlari sebelum sampai didepan pagar. “Pakk..buka pagarnya pak hahh…huhh....” dengan ngosngosan. “maaf nak,  kamu sudah terlambat 2 menit, silahkan pulang.” Satpam penjaga pintu pagar mengunci pagar.
“Tii…tii…yahh…pagarnya tutup, buka pagarnya dong bapak sayaang..”Ayu mucul saat pagar sudah terkunci, rayu si Ayu dengan genit agar pagar sekolah dibuka oleh satpam. “isss.. gak banget deh, jijik aku dengarnya ! “ saut Titi sambil melipat kedua tangannya diperut. “Kalian berdua sudah sudah telat, silahkan pulang !.” dan lagi satpam sekolah menyuruh kami pulang.
“ini gara-gara kamu ! gara-gara kamu aku telat, gara-gara kamu aku gak bisa lihat Dani hari ini..Oooppsss….” Titi keceplosan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. “Cieee..ahaaiiii…dugaanku benar, kamu suka Dani kaaan?” Tanya Ayu sambil menaik turunkan alis mata kanannya. “sudahlah!!! Aku capek, pergi sana ! aku mau pulang.” Titi pergi meninggalkan Ayu.
∞∞∞
            Keesokan harinya,aku bersiap-siap pergi kesekolah .Seperti biasa aku menunggu Dani lewat didepan rumahku dan mengikuti Dani diam-diam dari belakang. Tak lupa ibuku mengingatkan ku untuk tidak main-main saat belajar dan juga berpacar-pacaran. Lagi-lagi Ayu menghampiriku dari belakang. Kali ini aku gagal lagi membuntuti Dani dari belakang, tapi….yasudahlah, akupun juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan Dani disekolah.
Aku dan Ayu sampai disekolah, hari ini kami sampai disekolah tepat waktu. Bel sudah berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Selama pelajaran berlangsung, pikiran ku tak fokus dengan penjelasan yang disampaikan guru, pikiranku selalu membayangi wajah tampan Dani, dengan spontan aku minnta izin keluar sebentar dengan alasan ketoilet. “Permisi buk, saya mau ketoilet.”. Alasanku ketoilet, padahal aku ingin melewati kelas Dani untuk melihat wajah tampannya saja. Cukup melihat wajahnya saja. Tak sampai satu menit ku mengintip Dani sedang belajar, Dani duduk tepat didepan meja guru. Aku kembali ke kelas dan kembali mengikuti pelajaran.
Baru saja ku duduk, Ayu berbisik padaku. “Sssssttt…..Hehh Tii ! kamu beneran ketoilet? Ketoilet atau ngintip Dani belajar?” Tanya Ayu sambil berbisik lembut disampingku. “Apaan sihh??Sibuk banget jadi orang !” jawabku sambil berbisik lembut juga.
Selama pelajaran berlangsung, terbayang olehku akan pesan Ibu yang setiap harinya tak lupa mengingatiku sebelum pergi sekolah. “Belajar yang serius ya nak…jangan berpacar-pacaran”. Yaa…itulah ucapan yang sering ku dengan sebelum berangkat sekolah. Aku ingin sekali berpacaran, tapi Ibuku tidak mengizinkanku untuk berpacaran. Tapi..Yasudahlah, Aku harus memegang amanah dari Ibuku.
 Dani pria idamanku saat ini, aku tak tau apa yang akan ku lakukan demi perasaan  ini, apa ku harus mengirimkan surat misterius kepada Dani? Hmmm..Surat? Ha iyaa..surat..sepertinya dengan surat akan meringankan perasaan ini. Baiklah, akan ku buat surat misterius kepada Dani. Biarlah Dani tak mengetahui siapa pengirim surat itu. Seluruh teman-teman dikelas sangat fokus mengikuti pelajaran, termasuk Ayu, sedangkan aku, sibuk soal perasaanku saat ini. Aku  merobek sehelai kertas dibuku ku dan kutulis ungkapan-ungkapan perasaan ini. Setelah ku menulis, Aku kembali melamun, melamun mencari cara bagaimana surat ini akan sampai ditangan Dani.
Ayu menepuk bahu kanan ku “Hehh..Tiii…Titii..kenapa?melamun aja..mikirin siapa? Pasti Dani..” Tanya Ayu sambil berbisik. “Gak..gak apa-apa” jawabku sedikit bimbang. “Eh Yuu..aku boleh minta tolong gak sama kamu? Ini penting, masalah perasaan.” Sambil duduk bergeser menghadap Ayu. “Perasaan? Hmmmmm..” jawab Ayu dengan curiga. “Iyaiyadeh…aku akui kalau aku tu suka sama Dani, tapi hanya suka-suka aja sama dia, Aku gak mau pacaran, Ibuku melarang ku pacaran.” Jawabku dengan serius. “Okedehh…Minta Tolong apa? Tapi jangan yang aneh-aneh yaa?” jawab Ayu sedikit sangsi. “Jadi Giiii…” percakapan kami terhenti karna lonceng berbunyi.
 Tenngg…Teeng..Tengg..Lonceng tanda istirahat. Seluruh teman-temanku yang dikelas bergerumulan keluar menuju kantin, sedangkan aku dan Ayu masih tetap didalam kelas. Kami melanjuti percakapan yang terputus tadi karna suara lonceng yang nyaring.
“Lanjuti Tii..kamu mau ngomong apa tadi?” Tanya Ayu. “Jadi gini Yu, ooiya kamu jangan kasih tau keteman-teman ya?, Janji??” sambil mengacungkan jari kelingking. “huhh iyadehh..janjii.” Jawab Ayu sembari mengacungkan jari kelingkingnya ke jari Titi.
“Aku ingin memberi surat ini ke Dani, kamu mau nolong aku kan? Aku minta tolong sama kamu, kamu selipkan kertas ini kedalam tasnya Dani. Plissssss mau yaa?..mau ya??…..” sambil merangkul kedua tangan Ayu. “Apaan tuh? surat cinta ?? Hahh….giiilak kamu Tii..kok aku yang kamu suruh? Yang suka sama Dani kan  kamu, Kenapa aku yang kamu suruh??” jawab Ayu bercampur emosi. “Plisss Ayuuu..Plisss bantuin aku…” bermohon penuh harap kepada Ayu. “iyaiyadeh..kapan?” jawab Ayu dengan wajah bete. “Yeeeee….makasih Ayu..sekarang bagusnya Yu, selagi jam istirahat.” Saut Titi dengan gembira.
Aku dan Ayu beranjak dari kelas menuju ke kelas Dani, kami mengintip-intip dari luar jendela kelas  Dani. Melihat Dani ada didalam kelas atau tidak. Syukurlah Dani tidak berada didalam kelas, kelas Dani kosong tak ada orang didalamnya. Kondisi sangat aman. Langsung saja Ayu masuk kedalam kelas sedangkan aku berdiri dipintu kelas Dani dan memberi kode kepada Ayu ketika ada siswa yang ingin masuk. “Ssssttt…Tiii..dimana?dimana bangku Dani?” Ayu memanggil ku pelan-pelan. “ disitu Yu..iya disitu, dia duduk tepat didepan guru” sambil menunjuk kearah bangku Dani.
Dengan cepat, langsung saja Ayu menyelipkan kertas yang kutulis tadi ke dalam tas Dani. Aku dan Ayu langsung beranjak keluar dan kembali ke kelas. Berharap tak ada siswa lain yang mengetahui hal ini.
“Huhhh Ayuuu….Trimakasih Yuuu…Trimakasih sudah nolongi aku, sesak rasanya Yu kalau perasaan ini dipendam-pendam” sambil merangkul Ayu. “iyaiya Tii, aku paham kok,  lain kali aku gak mau disuruh-suruh seperti ini” jawab  Ayu sedikit kesal.
Perasaan ini sudah mulai lega rasanya. Biarlah hanya sebatas surat misterius. Namun berharap Dani akan membaca surat yang kutulis tadi. Beginilah nasib anak yang sudah dilarang orangtuanya berpacaran. Seluruh perasaan terhadap seseorang hanya bisa dipendam saja, hanya bisa menjadi pemuja rahasia saja. Biarlah.., biarlah itu. Yang penting aku bisa memegang amanah dari orangtua ku. Aku harus bisa menjaga diri demi kebaikanku. Aku tak mau berpacaran. Ibu sudah mengingatkanku berkali-kali. Masalah jodoh??? Aku masih anak SMA, fokus untuk belajar. Insyaallah kalau jodoh tidak akan kemana-kemana.


Mata-mata

Sebagaimana yang dikatakan orang-orang, mengidam-idamkan seseorang itu membuat hati dan pikiran orang akan menjadi kepo akan si Dia. Mencari segala hal tentang Dia, mencari kebolehan si Dia, mencari-cari seluk beluk lainnya akan si Dia. Dia? Siapa itu dia? Dia adalah Dani. Cowok idamanku.
Saat ku sedang menonton dirumah, terdengar suara perempuan yang memanggil diluar, sepertinya Ayu. Ayu memanggilku sambil menekan tombol bel yang ada di pintu rumah. Aku keluar menghampiri Ayu.  “Ada apa Yu? Tanya ku sambil mengikat rambut ku yang panjang. “Ahhh..kamu lama banget sih keluarnya, kamu mau ikut aku gak? “
Ayu mengajakku keluar, tapi entah kemana ia akan mengajakku. Aku sedang asyik menonton drama korea yang ku sukai. Aku bingung mau milih yang mana, ikut bersama Ayu atau melanjuti menonton Tv. Namun, ku pikir-pikir sepertinya ajakan Ayu ini ini penting, tak seperti biasanya Ayu seperti ini mengajak ku keluar. Didalam pikiranku, Ayu anak rumahan. tapi entahlah. Yasudahlah, Aku turuti ajakan Ayu.
“Hmmm..Ok lah Yu, tunggu sebentar ya.” Aku masuk kedalam rumah dan mengganti baju. Dalam pikiran ku bertanya-tanya kemana ku kan diajak Ayu. “Cepat Tiiiii…jangan lama-lama” Ayu menyoraki ku dari luar. Iyaiyaaaa…tunggu,” saut ku bersorak juga.
Aku keluar dan menghampiri Ayu yang menunggu ku diluar. Dengan cepat Ayu langsung mengajakku pergi sambil menarik tangan kananku dengan kencang. Aku memberontak jalan kami terhenti,  “Eh Yu..apa-apaan sih narik-narik tanganku? Emangnnya kita mau kemana sih? Gak biasanya kamu kayak gini!” kumelepas genggaman tangan Ayu dari tanganku. “Ini penting Tiii…Kamu harus ikuti aku dulu, kita pergi ke taman Pujasera dekat simpang empat itu dan kamu harus melihat  sesuatu disana. !” Tegas Ayu.
Kami melanjuti perjalanan menuju taman pujasera. Ayu kembali menarik tangan kananku dan bersembunyi dibalik pot bunga besar. Ayu mengintip-intip dibalik pot itu, sedangkan aku masih seperti orang kebingungan. Ayu bergeser kembali menghadapku dan berbisik, “Tii..kamu harus tau ini, cowok idaman kamu itu ada didepan sana, kamu harus melihatnya” Ayu kembali mengintip sambil menunjuk kearah yang dilihatnya. Aku pun ikut mengintip juga  “Tuhh…Lihat, itu Dani kan? Lihat dia dengan siapa, dia duduk berdua dengan seorang cewek, sepertinya itu pacarnya.”  Ayu menunjuk sambil sambil berbisik.
Pandangan ku tak lepas. Aku terus memperhatikan cowok yang disebut Ayu itu Dani. Namun sepertinya itu memang Dani. Ia berdua-duaan dengan seorang cewek, entah itu temannya, entah pacarnya. Ayu menepuk bahu kananku, “Heiii..heii….haduhhh kamu kok diam sih? Masih gak percaya itu Dani?”  Tanya Ayu seperti orang panik. “Iyayaa..aku percaya, emang kenapa sih? Kok kamu sibuk banget jadi orang?”
Pertanyaaku tak dijawab Ayu, namun Ayu malah mengajakku berpindah tempat. Berpindah untuk melihat  lebih jelas melihat Dani. Aku dan Ayu menuju tempat duduk yang kosong  , pososi kami dengan Dani cukup dekat kira-kira 7 meter. Tak lama kemudian datang seorang pelayan yang memiliki bangku yang kami duduki. “Mau pesan apa?”. Tanya pelayan. “Eh maaf kak, kami numpang duduk sebentar disini, sebentar saja. Boleh?” dengan suara sedikit pelan. “maaf dek, gak boleh. Kalau duduk disini berarti harus membeli”. Jawab pelayan sedikit tegas. “Yaudah kami pesan jus manga aja 2” saut Titi dengan cepat. “Kamu emangnya bawa uang Ti?” Tanya Ayu. “sudahlah, kamu tenang saja. Aku yang bayar” jawab Titi.
Pelayan pergi meninggali kami untuk membuat jus yang kami pesan tadi. Aku dan Ayu menuggu jus yang kami pesan tadi sambil mendegar percakapan Dani dengan sicewek yang belum kami ketahui itu. Gaya mereka berbicara biasa-biasa saja, tidak  ada yang mencurigakan tetapi posisi Dani dengan cewek itu sangat dekat seperti orang pacaran. Percakapan mereka kurang terdengar, karna posisi kami dengan dani  tidak cukup dekat. Pesanan jus kami datang. “Ini dek Jusnya” sambil menaruh jus dimeja.
Baru saja kami mensruput jus yang kami pesan tadi tak lama kemudian Dani dan cewek itu pergi. “Hahh Yuu..dia pergii..” sambil menepuk bahu Ayu. Ayu tak memperhatikan Dani, ia malah  asyik mensruput jus manga dengan rakusnya. “Mana-mana? Yaudah kita habisin aja jusnya dulu” ujar Ayu sambil meminum jus dengan asik.
            Dengan cepat aku langsung memanggil pelayan tadi dan membayar jus yang dipesan tadi. Ayu masih asik dengan jus nya. Jus yang diminum Ayu habis, sedangkan aku masih dibilang utuh.
Aku dan Ayu melanjuti memata-matai Dani dan seorang cewek tersebut, kami mengikutinya dari belakang diam-diam. Mereka berdua berjalan kearah tempat permainan anak-anak ditaman tersebut. selama kami mengintai mereka, belum ada yang mencurigakan dari Dani. Aku ingin tau siapa cewek yang lagi berjalan bersama Dani itu. Tapi aku tak tau bagaimana  cara untuk mengetahuinya. Aku langsung menarik tangan kiri Ayu dan bersembunyi dibalik tong sampah besar.
 “apaan  sih Tii? Gak da tempat lain untuk bersembunyi? Busuk tauuuukk!!!” Tanya Ayu sambil menutup hidung. “Gini Yu..aku pengen tau siapa cewek itu, kamu mau nolongi aku lagi kan??” Tanya ku sambil menutup hidung juga. “Haduhhh…aku mau-mau aja nolongi kamu, tapi kalau yang aneh-aneh aku gak mau!” jawab Ayu dengan tegas. “Ini gak aneh..Plissss Yu…mau ya..mau yaa?? Kamu tau kan perasaanku sama Dani gimana? Kamu gak kasihan lihat aku?” dengan tatapan serius. “Iyaaaaiyadehhh minta tolong apa?…” jawab Ayu kesal. “Ini gampang kok Yu, kamu potoin mereka dari depan ya, nih pakai Hp aku, pandai-pandai kamu lah Yu, yang penting gak ketahuan sama Dani atau cewek tu, kalau misalnya kamu dah dapatin gambarnya, kita langsung balik pulang.” Dengan tatapan serius.  ” Aaaaaapaa???” Ayu kaget dengan ajakanku. “Plisssss Yuuu…Plissss…” bermohon sambil memegang kedua bahu Ayu.
Dengan wajah bete, Ayu langsung mengambil Hp ku dan pergi menuju tempat Dani berada. Ayu berjalan sambil merunduk-runduk. Ia tak menghiraukan orang yang memperhatikannya saat berjalan sambil merunduk-runduk. Semua orang memperhatikan Ayu kecuali Dani dan cewek tersebut. Semua orang-orang yang memperhatikan Ayu dan orang-orang tersebut menggeleng-gelengkan kepala karna melihat tingkah Ayu yang seperti orang mencurigakan, Ayu sepertinya sudah mendapatkan gambar cewek tersebut dengan kamera Hp ku. Ia langsung berlari menuju ketempat kami bersembunyi tadi.
“Giiiiilak kamu Yuu..Semua orang memperhatikanku ! Aku gak mau seperti ini lagi, Tiiitik!!!”. Tegas Ayu. “Hahahahaha…yaa kamu sih…biasa aja kali. Kan gak seharusnya mengambil gambar seperti orang mencurigakan.” Jawabku sambil tertawa. “Ketawa!!!” Jawab Ayu Kesal. “Yasudah, jangan marah-marah, kita pulang aja. Kamu mau main dirumah ku gak?” sambil nutup hidung dengan kedua tangan. “Gak…ku mau pulang, badanku dah gatal-gatal, dah bau sampah.” Jawab Ayu sambil sambil menggarut-garut kaki.
Aku dan Ayu langsung beranjak dari belakang tong sampah tempat kami bersembunyi. Ayu berjalan lebih cepat, badannya sudah gatal-gatal, ia sudah tak sabar ingin mandi. Ayu memang sahabat baikku, ia mau menolongku walaupun selalu bete tiapku meminta tolong padanya. Aku beruntung mendapatkan teman seperti Ayu. Siapa lagi yang akan menolongku saat susah seperti ini kalau tidak Ayu. jika Ayu sedang dalam kesusahan dan meminta tolong padaku, aku juga harus menolongnya juga.
 sampai disini dlu....Tunggu cerita selanjutnya ya :)



Sabtu, 21 Mei 2016

Pantang Menyerah Untuk Sekolah Karya Andhik Prastiarto

PANTANG MENYERAH UNTUK SEKOLAH
Karya Andhik Prastiarto
     Danu adalah anak dari orang yang kurang mampu, Ibunya meninggal dunia saat Danu berumur 2 tahun. Sepeninggal Ibunya, keluarganya menjadi berantakan, ayah Danu mempunyai banyak hutang kepada rentenir untuk menghidupi keluarganya, uang hasil kerja sebagai penyapu jalanan saja tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.
      Danu duduk di kelas 6 SD, walaupun dia anak dari orang yang kurang mampu tapi ia termasuk siswa yang cukup pandai. Setelah pulang sekolah Danu selalu menjualkan koran dari toko koran langganannya, setiap hari Danu mendapat uang sebesar Rp 25.000 dari hasil menjualkan koran. Uang itu ia pergunakan untuk membelikan obat untuk adiknya yang terbaring lemah di tempat tidur.
Suatu ketika, Danu diberi sebuah surat dari Pak Dadang, guru Danu, Surat itu ia berikan kepada Ayahnya, ternyata isi surat tersebut adalah Danu diminta untuk membayar uang sekolah yang sudah menunggak selama 4 bulan. Danu berfikir apakah ia bisa melanjutkan sekolahnya atau tidak.
Danu sudah 5 hari tidak masuk sekolah, ia berusaha mencari uang bersama ayahnya untuk membiayai sekolahnya. Pada sore hari Pak Imam Guru sekolahnya Danu datang ke rumahnya Danu, Pak Imam bertanya kepada Danu kenapa sudah tidak masuk sekolah selama 5 hari, Danu berterus terang bahwa ia mencari uang bersama Ayahnya untuk membiayai sekolahnya. Cukup lama mereka berbincang-bincang, tidak lama kemudian Pak Imam berkata kepada Danu untuk terus sekolah, dan Pak Imam akan membiayai Sekolah (SD) Danu.
      Esok harinya Danu masuk sekolah, di sekolah ada pengumuman bahwa Ujian Sekolah akan diadakan 1 minggu kemudian, dan barang siapa yang lulus dengan nilai yang bagus ia akan mendapat beasiswa untuk masuk SMP Harapan Bangsa secara gratis.
Danu terus belajar dengan giat, agar ia bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Saat Ujian berlangsung, Danu dapat mengerjakannya dengan baik.
     3 minggu kemudian hasil Ujian Nasional diumumkan, Danu sangat gembira dengan nilai yang cukup bagus, yaitu: BI (9,2), Mat (9), IPA (9,6). dan Pak Imam mengumumkan siapa yang mendapat beasiswa masuk SMP Harapan Bangsa. Dan ternyata Danu yang mendapatkan beasiswa tersebut. Danu sangat gembira dan berterimakasih kepada semua gurunya dan Ayahnya yang telah membantunya dalam belajar.
     Akhirnya Danu terus melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP, ia akan belajar dengan sungguh-sungguh supaya berhasil untuk meraih cita-citanya, yaitu seorang Guru.

TAMAT
Cerpen Karangan: Andhik Prastiarto

Jumat, 29 April 2016

Cintaku Tak Semanis Es Tebu Cerpen karya Berlian Novriendi

CINTAKU TAK SEMANIS ES TEBU

Karya Berlian Novriendi

Ben, itulah panggilanku semenjak diriku duduk dibangku SMA, banyak orang yang mengejekku “Si Jom” , karna diriku Jomblo. Ya Jomblo, Aku selalu Jomblo. Mana ada cewek yang suka dengan ku, Aku tak pandai berdandan atau bergaya seperti cowok-cowok lainnya. Gayaku biasa-biasa saja. Aku ingin sekali berpacaran, tapi apalah daya diriku ini, namun ku tetap berusaha untuk mendapatkan seseorang untuk mengisi hati yang kosong ini.
Hari rabu selepasku pulang sekolah, Aku sedang duduk disebuah tempat yang sering aku kunjungi yaitu tepat dimana Aku sering minum air es tebu. Tepatnya dipersimpangan jalan menuju kesekolahku. Aku selalu nongkrong disana sambil minum air es tebu ketika Aku sedang merasakan bosan , suntuk, dan rasa kejenuhan yang luar biasa dan juga sedikit menghilangkan rasa penat ditubuh ini.
Pada saat itu, datang seorang cewek cantik yang rambutnya bergelombang panjang dan sedikit pirang berhidung mancung yang sepertinya ingin membeli air es tebu. “Om, es tebu nya tiga ya om”. Sambil mengikat rambutnya yang panjang. “Wah….Manis sekali cewek itu” bisikku dalam hati sambil mensruput es tebuku dengan sedotan. Aku hanya berani memandangnya saja dari tempatku duduk. Cewek manis  itu pastinya bukan satu sekolah denganku, baju sekolah yang ia kenakan pun tak sama dengan baju sekolahku. “udah om? Berapa semuanya?” es tebu yang dipesan cewek itu sepertinya sudah selesai dibuat dan cewek itu pun ingin membayar belanjanya tersebut. Sebelum cewek manis itu pergi, kupandang baik-baik tulisan nama yang ada di dada sebelah kanan bajunya kemudian ku catat.
Kini es tebu yang kuminum sudah habis dan cewek manis itu sudah beranjak pergi. Akupun langsung berdiri dan menyandang tasku kemudian ku membayar es tebu yang sudah kuminum tadi.
Sesampainya Aku dirumah, Aku langsung sesegera mungkin langsung menuju kekamar. “Ben, jangan lupa makan siangnya?”. Ibuku menyuruhku untuk langsung makan siang, namun perutku masih kenyang karna habis minum es tebu. Selepasku mengganti baju Aku menghidupkan komputer yang kumiliki dan langsung membuka Facebook dan mengarahkan kursorku pada tombol Search lalu ku ketik nama seorang cewek manis yang kudapati tadi siang.
Nia Lovita. Itu lah nama cewek manis yang kutulis tadi dikertas kecil. Cukup banyak yang memiliki nama tersebut di Facebook, dan akhirnya kumenemui Facebook-nya Nia Lovita. Wajah manisnya yang tadi siang kulihat persis dengan poto yang ada di Facebook-nya. Langsung saja ku menambahkan pertemanan di Faceboknya Nia dan berharap di Konfirmasi oleh Nia. Aku langsung mengeluarkan Facebook ku dan mematikan komputerku kemudian Aku melaksanakan perintah ibuku tadi yang menyuruhku untuk makan siang.
Keesokan harinya, Aku kembali beraktivitas setiap harinya untuk bersekolah. Belajar dimulai pukul 7:30 WIB. Bel sudah berbunyi tandanya belajar akan dimulai. Semua murid sudah didalam kelas dan Ibu guru sudah berada ditempatnya. Pelajaran pertama diawali dengan pelajaran Matematika. Semua teman-temanku sudah membuka bukunya masing-masing, sedangkan Aku, ku awali pelajaran dengan membuka SmartPhone dan membuka Facebook sambil berharap Nia mengkonfirmasi Facebook ku dan tak disangka Nia sudah mengkonfirmasi Facebook dan rupanya Nia sedang Online juga. Syukur Alhamdulillah, Harapanku semoga Nia menjadi pacarku, walaupun wajahku tak sekeren Rafi Ahmad namun ku tetap berusaha untuk mendapatkannya.
Aku mencoba menyapa Nia melaui Chat. “Pagi Nia” dengan emoticon senyum. Sudah beberapa menit kutunggu chat dariku belum dibalasnya. “Yasudahlah, semoga nanti chat ku dibalasnya”. Bisikku dalam hati sambil membuka buku.
Pulang sekolah Aku kembali nongkrong ditempat biasa kukunjungi dan memesan segelas Es Tebu kemudian ku membuka Facebookku kembali . Sungguh nikmat Es Tebu yang kuminum ini sambil melihat poto-poto Nia yang ada di Facebooknya Nia. Melihat poto-potonya saja aku sudah jatuh hati apalagi orangnya. Hmmmm…. Dan Akupun kembali berharap semoga Aku bisa mendapatkannya dan berharap semoga Nia kembali membeli es tebu ditempatku berada saat ini karna Aku ingin melihat wajahnya sekali lagi.
Setengah jam kemudian Nia datang dan membeli es tebu ditempatku berada, Wahhh…doa ku yang tadi terwujud yang berharap Nia datang kembali membeli es tebu. Sungguh berdebar-debar jantung ini saat melihat wajahnya. Namun Nia tak sendiri, Nia diboncengi oleh seorang cowok. Namun ku tak berpikir siapa cowok itu. Pandangan ku fokus ke wajah Nia.  “Om es tebunya dua bungkus ya?”. “Dua bungkus? Ok.” Jawab Si Om. “Sayang..ini uangnya ”. Sayang??? Aku mendengar perkataan yang aneh saat mendengar cowok itu memanggil Nia, Sayang. “Ahhh ..tak mungkin cowok itu pacarnya”. Bisik ku dalam hati. “Ini uangnya Om, makasih ya Om” membayar lalu pergi bersama cowok itu.
Es tebuku sudah habis dan aku pun ingin pulang kerumah “Om ini uangnya,makaasih ya om”. Sambilku menyandang tas.
Seperti biasa sesampainya dirumah Aku langsung kekamar dan membuka Facebookku. Aku mencoba menge-chat kembali Nia. “Siang Nia, salam kenal, makasih ya udah konfirm Fb aku” dengan emoticon senyum. Tak berapa lama Nia membalas chat dariku. “iya salam kenal kembali, ini siapa?”. “Ini Aku yang kemarin siang lagi nongkrong ditempat kamu beli es tebu itu, kebetulan kamu sedang membeli es tebu itu juga disana terus Aku mencatat namamu yang ada di baju sekolah yang kamu kenakan waktu itu”. “Apa???Ada-ada saja kamu ini”. “Hehe..Maaf Aku ingin tau kamu aja” dengan emotikon senyum. “Nia, Aku boleh minta nomor Hp Nia?” Hah?Untuk apa?”. “Gak ada...Untuk teman SMS aja,Boleh?” modusku untuk mendapatkan nomor Hp Nia. “Owhh…Boleh, nanti Aku kasih ya?”
Kesekoan harinya, selepas pulang sekolah Aku nongkrong kembali di tempat biasa sambil minum es tebu. Aku sudah mendapatkan nomor Hp Nia. Aku mencoba SMS Nia dan Aku ingin mengajak Nia minum es tebu ditempatku berada saat ini. Aku ingin kenal lebih dekat dengan Nia.
“Siang Nia, Nia lagi dimana? Dah pulang sekolah” Tak berapa lama Nia membalas SMSku. “Siang juga, sudah , ini siapa?”. “Ini Aku Ben, yang kemarin minta nomor Hp Nia”. Owhh iyya ada apa,Ben?”. Kita ketemuan yok?hehe..Aku lagi minum ditempat Nia beli es tebu waktu itu”. “ Ketemuan?Boleh”. “Ok, Aku tunggu disini ya?”.
Setengah jam kemudian orang yang Aku sukai itu datang Namun Nia tidak sendiri, ia membawa seorang cowok. “Hmmm sepertinya  ini cowok yang kemarin sama nia waktu itu” bisikku dalam hati. Perasaanku mulai tidak enak.
“Hai Nia” sambil berjabat tangan. “Ini kamu yang ngechat aku itu?” “iya Nia” jawab ku sambil gugup. “itu teman Nia gak diajak minum?”. Oiya, Sayang, sini duduk” Nia memanggil cowok itu lagi dengan panggilan saying. “Oh tidak, perasaanku makin tidak enak” Mulai cemas. Kakiku gemetaran saat cowok itu duduk didepan Aku. Sungguh aku takut sekali. Mungkin cowok ini pacarnya Nia.
Aku meneguk es tebuku saat cowok itu duduk didepanku, es tebu yang kuminum rasanya sudah tak manis lagi saat kuminum. Biasanya es tebu ini selalu manis rasanya. “Salam kenal, Aku Ben” sambil berjabat tangan dengan cowok itu. Tubuhku terasa dingin dan sedikit takut. “owh, Aku David, Aku pacarnya Nia”.
Perasaanku campur aduk, Aku menyesal, Aku cemburu. Aku tidak mengetahui bahwa Nia sudah mempunyai pacar. Jalanku memang salah. Seharusnya aku bertanya dulu sebelumnya sama Nia sudah punya pacar atau belum. Jalan aku memang salah. Es tebu yang kuminum kini sudah berasa pahit, sudah tidak enak dan seleraku pun sudah hilang. Aku mencoba berbicara dengan David pacarnya Nia tersebut. Namun sedikit takut. “ Maaf bang, Aku gak tau kalau Nia sudah memilki pacar ”. “ iya gak apa” jawab David. Obrolan kami berlanjut sampai es tebu yang digelas masing-masing habis. Namun selama kami mengobrol Aku masih merasa bersalah, gugup dan takut dengan pacarnya Nia.
Sudah beberapa lama kami mengobrol, David pacanya Nia mengajak untuk pulang. “ Yok kita pulang, sudah habis ni” sambil melihat gelas. “Ayok” saut dari Nia. “owh begitu, iya silahkan, Aku disini aja.” Jawabku. Nia dan pacarnya kini sudah beranjak dari tempat duduknya dan membayar es tebu yang mereka minum tadi. Kini mereka sudah pergi.
“Arrgghhhh”. Ku kesal, Ku cemburu. Apalah daya diriku ini, hampir sajaku merusak hubungan mereka. Memang nasibku selalu Jomblo. Jomblo berkepanjangan. Entah sampai kapan aku seperti ini. Mungkin memang belum waktunya Aku berpacaran. Ahhh…Yasudah.  Aku ingin beranjak pulang kerumah. Tegukan terakhir Es tebu yang kuminum sudah terasa pahit. Sama seperti perasaan yang ku rasa saat ini. Pahit sekali !.


L